Efek Samping dan Interaksi Obat Sukralfat
Efek samping sukralfat atau sucralfate yang paling sering adalah konstipasi. Interaksi obat akibat penggunaan bersama dengan sukralfat di antaranya penurunan absorpsi obat lain, seperti ketoconazole dan levotiroksin.[3,4]
Efek Samping
Efek samping penggunaan sukralfat cukup banyak, di mana yang paling sering adalah konstipasi (1‒10%), mulut kering, mual, dan muntah. Hal ini karena sukralfat mengandung aluminium.[3,4]
Efek samping lain adalah pembentukan bezoar, walaupun jarang dilaporkan (0,01‒0,1%). Bezoar adalah massa yang terbentuk karena deposit kompleks aluminium pada lumen gaster, paling umum ditemukan pada pasien yang mendapatkan nutrisi parenteral dan bayi berat lahir rendah.[1,2]
Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah:
- Neurologis: nyeri kepala (1‒10%), vertigo, mengantuk, atau ensefalopati. Risiko ensefalopati terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal kronis
- Dermatologi: urtikaria (0,1‒1%), ruam (0.01-0.1%), gatal
- Muskuloskeletal: nyeri pinggang, osteomalasia, osteodistrofi
- Respiratorik: edema paru, bronkospasme
- Hematologi: anemia, terutama pada pasien gangguan ginjal dan penggunaan jangka panjang[3,4]
Interaksi Obat
Sukralfat dapat menyebabkan penurunan absorpsi obat lain, yaitu:
- Obat kardiovaskular, seperti digoxin, quinidin, furosemide
- Antikonvulsan, seperti phenytoin
- Obat gastrointestinal, seperti cimetidine dan ranitidine
- Antibiotik, seperti fluoroquinolone dan tetrasiklin
- Anti jamur, seperti ketoconazole
- Obat asma, seperti teofilin
- Obat endokrin, seperti levotiroksin[3-5,7]
Pemberian obat-obat tersebut dan sukralfat harus diberikan terpisah, dengan jarak minimal 2 jam. Konsumsi antasida juga sebaiknya dihindari selama paling tidak 30 menit setelah pemberian sukralfat.[3,4]
Sukralfat dapat mengganggu absorpsi hormon tiroid pada beberapa pasien. Efek kombinasi penggunaan levotiroksin dan sukralfat dapat diminimalisir dengan membatasi pemberian sukralfat sebanyak 2 kali sehari dan pemberiannya diberikan jarak selama 8 jam dengan levotiroksin.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini