Pendahuluan Ondansetron
Ondansetron adalah obat untuk saluran pencernaan yang digunakan sebagai terapi lini pertama untuk mengatasi dan/atau mencegah mual dan muntah. Ondansetron bekerja dengan memblok reseptor serotonin 5HT3. Ondansetron masuk dalam golongan obat saluran cerna yang memiliki fungsi sebagai antiemesis.[1]
Indikasi ondansetron adalah profilaksis dan terapi untuk mengatasi mual dan muntah akibat kemoterapi seperti cisplatin, radioterapi, dan pasca operasi. Pada praktik klinis (off-label), ondansetron dapat mengatasi mual dan muntah dari berbagai etiologi sebagai tatalaksana simtomatik.[1,6]
Ondansetron juga digunakan untuk terapi diare terkait sindrom karsinoid, kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan, seperti hiperemesis gravidarum.[1,6]
Bahkan, ondansetron dapat diberikan pada mual dan muntah terkait vertigo tetapi ondansetron dinilai kurang efektif untuk motion sickness. Ondansetron juga dapat digunakan untuk mengatasi dan/atau mencegah pruritus kolestasis, uremik, dan akibat anestesi spinal dengan opioid.[1,6]
Berdasarkan studi, efek ondansetron terhadap muntah didapatkan dapat mengurangi penggunaan cairan intravena pada anak-anak dengan gastroenteritis dengan dehidrasi.[1,10]
Ondansetron merupakan obat yang sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ondansetron tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suppositori, dan injeksi. Kecuali suppositori, sediaan lain ondansetron sudah digunakan secara luas di Indonesia.[1-3]
Penggunaan pada ibu hamil masuk dalam Kategori B menurut FDA.[1,2]
Nama kimia: 9-methyl-3-[(2-methylimidazol-1-yl)methyl]-2,3-dihydro-1H-carbazol-4-one
Unsur kimia: C18H19N3O
Tabel 1. Deskripsi Singkat Ondansetron
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran pencernaan[2,3] |
Subkelas | Antiemesis[2] |
Akses | Obat resep |
Wanita hamil | FDA: Kategori B TGA: Kategori B1[5,7] |
Wanita menyusui | Diekskresikan melalui ASI[12] |
Anak-anak | Diberikan untuk mengatasi mual dan muntah akibat keganasan dan gangguan saluran cerna[6] |
Bayi | Bayi dibawah usia 4 bulan memerlukan monitoring ketat[6] |
FDA | Approved[9] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja