Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Mirabegron
Penggunaan mirabegron pada kehamilan menurut FDA masuk ke dalam kategori C. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah mirabegron dikeluarkan ke ASI, tetapi studi pada binatang menunjukkan bahwa dikeluarkan ke ASI.[2,11,12]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan mirabegron dalam kategori C. Artinya, studi reproduksi pada binatang menunjukkan bahwa terdapat efek samping terhadap janin dan belum ada data yang adekuat dan penelitian terkontrol pada manusia.[2]
TGA memasukkan mirabegron dalam kategori B3. Artinya, jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas; observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin.[9]
Pada tikus, pemberian mirabegron selama periode organogenesis tidak menunjukkan adanya kematian embrio-janin atau kelainan perkembangan morfologis yang signifikan. Namun, terdapat variasi pada struktur tulang-belulang, seperti tulang rusuk yang bergelombang dan ossifikasi terlambat, pada dosis 22 kali lipat dari dosis pada manusia yang disarankan.
Pada kelinci, dosis mirabegron 36 kali lipat dari dosis pada manusia yang disarankan dilaporkan menyebabkan berat badan janin berkurang dan toksisitas pada induk, termasuk peningkatan detak jantung, kematian, penurunan berat badan, dan konsumsi makanan yang berkurang. Pada dosis sedang, yakni 14 kali lipat dari dosis manusia yang disarankan, terjadi penurunan berat badan janin.[2]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Mirabegron dilaporkan dikeluarkan pada air susu dari tikus yang menyusui. Mirabegron terdeteksi pada paru-paru, hati, dan ginjal dari anak tikus yang disusui. Meski begitu, belum ada data pada manusia.
Mirabegron memiliki ikatan protein yang cukup tinggi dan tingkat bioavailabilitas yang relatif rendah, sehingga diperkirakan paparan pada bayi yang menyusui akan rendah. Jika penggunaan mirabegron diperlukan oleh ibu dengan overactive bladder, maka secara umum hal ini tidak dianggap sebagai alasan untuk menghentikan menyusui. Sampai data lebih lanjut tersedia, ada baiknya untuk mempertimbangkan penggunaan obat alternatif.[2,12]