Indikasi dan Dosis Sildenafil
Indikasi sildenafil adalah untuk disfungsi ereksi dan terapi hipertensi arteri pulmonal (pulmonary arterial hypertension). Rentang dosis sildenafil yang umum digunakan adalah 25-100 mg.[1,3]
Indikasi
Sildenafil diindikasikan untuk pria dewasa dengan disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup guna mencapai kinerja seksual yang memuaskan. Sildenafil baru akan terlihat efeknya jika ada rangsangan seksual.[8]
Sildenafil juga digunakan untuk pengobatan hipertensi pulmonal pada orang dewasa untuk meningkatkan toleransi latihan dan menunda perburukan klinis. Sildenafil digunakan bersamaan dengan terapi epoprostenol. Uji klinis telah menunjukkan efikasi pemberian jangka pendek (12-16 minggu), termasuk pada pasien dengan gejala Kelas II-III New York Heart Association (NYHA).[12]
Dosis Untuk Disfungsi Ereksi
Untuk sebagian besar pasien, dosis yang dianjurkan adalah 50 mg, dapat dikonsumsi mulai dari 30 menit sampai 4 jam sebelum aktivitas seksual. Frekuensi pemberian maksimum yang direkomendasikan adalah satu kali per hari.
Berdasarkan efek dan toleransi, dosis dapat dinaikkan hingga dosis maksimum yang direkomendasikan yaitu 100 mg, atau diturunkan menjadi 25 mg.[3]
Dosis Untuk Hipertensi Pulmonal
Dosis yang dianjurkan untuk hipertensi pulmonal adalah 5-20 mg 3 kali sehari, dengan selang waktu 4 sampai 6 jam diberikan per oral.
Pemberian injeksi dapat dilakukan dalam dosis 2,5-10 mg tiga kali sehari, dengan interval 4 hingga 6 jam, sebagai bolus intravena. Injeksi sildenafil hanya diindikasikan untuk pengobatan lanjutan ketika pasien yang sedang menjalani pengobatan oral untuk sementara tidak dapat minum obat secara oral. Sediaan injeksi tidak ada di Indonesia.[11,12]
Pemberian pada Anak
Sildenafil tidak diindikasikan untuk digunakan pada anak karena dilaporkan adanya peningkatan risiko mortalitas dalam uji klinis. Meski demikian, obat ini dapat digunakan dalam pemantauan ketat jika rasio manfaat melebihi risiko.[3,8]
Terapi Hipertensi Pulmonal pada Neonatus (Off Label)
Sildenafil terkadang digunakan secara off label untuk penatalaksanaan hipertensi pulmonal pada neonatus. Namun perlu dicatat bahwa data ilmiah lebih lanjut masih diperlukan.
Pada neonatus aterm, pemberian dapat dilakukan dosis tunggal 0,3 mg/kg/dosis diberikan sekali dalam 70-90 menit sebelum penghentian nitrit oksida inhalasi. Pemberian regimen ini telah dilakukan pada tiga pasien dengan usia 3 hari, 6 minggu, dan 4 bulan.
Pemberian dosis multipel pada neonatus aterm telah dilakukan dalam dosis 0,3 mg/kg/dosis setiap 6 jam, dengan durasi pemberian rerata 28 hari. Regimen ini telah digunakan pada tujuh pasien dengan usia rerata 12 bulan. Durasi pengobatan optimal belum diketahui.[13,14]
Pemberian pada Geriatri
Lansia (>65 tahun) dapat mengalami penurunan fungsi organ yang mengubah proses eliminasi obat termasuk sildenafil. Pada lansia, dosis awal 25 mg harus dipertimbangkan untuk mencegah potensi risiko efek samping.[3]
Pemberian pada Pasien Gangguan Ginjal
Pada pasien dengan gangguan ginjal ringan dan sedang (klirens kreatinin 30-80 mL/menit), tidak diperlukan penyesuaian dosis. Karena eliminasi sildenafil berkurang pada pasien dengan gangguan ginjal berat (klirens kreatinin <30 mL/menit) dosis 25 mg harus dipertimbangkan. Berdasarkan efek dan toleransi, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap dari 50 mg hingga 100 mg jika diperlukan.[8]
Pemberian pada Pasien Gangguan Hepar
Mengingat sildenafil sebagian besar dimetabolisme dan dieliminasi di hati, maka dosis awal 25 mg harus dipertimbangkan pada pasien dengan gangguan fungsi hati (Child-Pugh Class A,B,C).[3]