Formulasi Tamsulosin
Formulasi tamsulosin adalah sediaan kapsul, tablet lepas lambat, dan tablet dispersible. Obat ini juga tersedia dalam bentuk kapsul kombinasi dengan dutasteride. Tamsulosin biasanya digunakan untuk terapi benign prostatic hyperplasia atau BPH.
Bentuk Sediaan
Tamsulosin tersedia dalam bentuk kapsul, tablet lepas lambat, dan tablet dispersible. Di Indonesia, bentuk dan dosis tamsulosin yang tersedia adalah:
- Kapsul 0,2 mg
- Tablet lepas lambat 0,4 mg
- Tablet dispersible 0,2 mg[1-5]
Cara Mengonsumsi
Kapsul dan tablet lepas lambat tamsulosin dikonsumsi dengan cara ditelan utuh. Obat bentuk ini tidak boleh dikunyah atau dihancurkan. Namun, bila pasien menggunakan tablet dispersible, obat diletakkan di atas lidah kemudian dibiarkan hingga larut sendiri. Setelah itu, obat ditelan dengan air liur atau air minum. Tamsulosin bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.[1-5]
Cara Penyimpanan
Tamsulosin perlu disimpan dalam kemasan yang kedap udara di tempat yang kering dan sejuk, dengan suhu sekitar 15–30oC. Jauhkan dari lingkungan yang lembap, panas, dan paparan sinar matahari secara langsung.[1-5]
Kombinasi dengan Obat Lain
Tamsulosin tersedia dalam bentuk kapsul kombinasi dengan dutasteride untuk pasien BPH. Kombinasi ini berisi tamsulosin 0,4 mg dan dutasteride 0,5 mg. Dutasteride bekerja sebagai inhibitor selektif 5α-reductase isoenzyme yang menghambat konversi testosteron menjadi dihydrotestosterone (DHT), sehingga kadar DHT pada prostat akan berkurang. Penurunan kadar DHT berperan dalam perbaikan ukuran prostat.[10,11]
Tinjauan Zhou, et al. terhadap lima studi yang menilai kombinasi tamsulosin-dutasteride menemukan bahwa efektivitas kombinasi ini lebih baik daripada monoterapi tamsulosin dalam hal perbaikan gejala saluran kemih bawah, ukuran prostat, aliran urine, kadar prostate specific antigen, dan volume urine setelah miksi. Namun, terdapat peningkatan risiko efek samping seksual seperti gangguan ejakulasi dan berkurangnya libido bila dibandingkan dengan monoterapi tamsulosin.[10,11]