Farmakologi Pseudoephedrine
Pseudoephedrine sebagai dekongestan memiliki farmakologi yang berhubungan dengan efek simpatomimetik. Efek farmakologi ini umum dimanfaatkan pada keadaan kongesti sinus dan nasal, seperti rhinitis alergi. Pseudoephedrine merupakan agonis reseptor α-adrenergik, dan juga memiliki efek lebih lemah sebagai agonis reseptor β-adrenergik.[3,10]
Farmakodinamik
Pseudoephedrine terutama bekerja sebagai agonis reseptor α-adrenergik dan memiliki efek lebih lemah sebagai agonis reseptor β-adrenergik. Sifat agonis tersebut menyebabkan pseudoephedrine memiliki efek vasokonstriksi, sehingga mampu mengurangi gejala kongesti nasal dan sinus. Obat ini umum digunakan pada kasus infeksi saluran pernapasan atas dan rhinitis alergi.[3,10]
Farmakokinetik
Pseudoephedrine diabsorpsi dengan cepat dari saluran cerna. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak di plasma berkisar 1–3 jam.
Absorpsi
Pseudoephedrine diabsorpsi dengan cepat dari saluran cerna. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak di plasma mencapai 1–3 jam. Awitan kerja pseudoephedrine yang diberikan secara oral sekitar 30 menit.
Pseudoephedrine diekskresikan terutama melalui urin. Sebesar 43–96% pseudoefedrin oral terdeteksi di urin dalam bentuk utuh dan 1–6% dalam bentuk norpseudoephedrine.[3,6,10]
Distribusi
Volume distribusi pseudoephedrine adalah 2,6–3,3 L/kg. Sebesar 6,7±1,2% pseudoephedrine berikatan dengan albumin serum.[3,6]
Metabolisme
Pseudoephedrine dimetabolisme di hepar melalui proses N-demetilasi menjadi norpseudoephedrine.[3,6]
Eliminasi
Pseudoephedrine diekskresikan terutama melalui urin. Sebesar 43–96% pseudoephedrine oral terdeteksi di urin dalam bentuk utuh dan 1–6% dalam bentuk norpseudoephedrine. Urin yang bersifat alkali mengurangi eliminasi melalui ginjal. Waktu paruh eliminasi sekitar 9–16 jam pada pH 8 dan 3–6 jam pada pH 5.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli