Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Pseudoephedrine
Penggunaan pseudoephedrine pada kehamilan termasuk kategori C oleh FDA dan B2 oleh TGA. Penggunaan pada ibu menyusui tidak disarankan karena obat ini dikeluarkan ke ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan pseudoephedrine dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[4,12]
TGA memasukkan pseudoephedrine dalam kategori B2. Artinya, telah dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung pada bayi.[8]
Penggunaan dekongestan selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko defek septum ventrikel. Pseudoephedrine harus digunakan dengan pengawasan karena belum ada studi yang adekuat mengenai penggunaannya pada kehamilan.
Secara umum, penggunaan pseudoefedrin pada kehamilan sebaiknya dihindari, terutama pada trimester pertama. Pseudoephedrine dapat digunakan jika potensi keuntungannya melebihi potensi risiko.[3,10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Pseudoephedrine diekskresikan pada air susu ibu (ASI). Konsentrasi puncak pseudoephedrine di ASI terjadi dalam 1–1,5 jam setelah pemberian obat ini pada ibu. Konsentrasi puncak di ASI dapat melebihi konsentrasi pada plasma ibu. Pseudoephedrine juga telah dilaporkan mempengaruhi produksi ASI. Oleh sebab itu, obat ini tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.[5,9]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli