Pengawasan Klinis Salmeterol
Pengawasan klinis pada penggunaan salmeterol diperlukan terkait tingkat keparahan gejala asthma, fungsi paru, kadar kalium, fungsi hepar, dan risiko gangguan jantung atau perubahan EKG.
Pemeriksaan Tingkat Keparahan Gejala Asthma
Pemeriksaan gejala asthma, seperti gejala sesak napas, gejala malam hari, keterbatasan aktivitas akibat asthma, dan kebutuhan beta agonis kerja lambat selama seminggu, dibutuhkan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan terapi pada pasien. Pada pasien yang sedang mengalami asthma akut, penggunaan salmeterol dikontraindikasikan.[1,16]
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Pemeriksaan frekuensi nadi dan tekanan darah perlu dipantau pada pasien yang mengonsumsi salmeterol, terutama pada pasien dengan penyakit kardiovaskular [1,10]
Pemeriksaan Tes Fungsi Paru
Pemeriksaan tes fungsi paru, seperti spirometri, aliran ekspiratori puncak (PEF), pulse oximetry, dan analisa gas darah dapat dilakukan pada pasien yang menggunakan salmeterol untuk mengevaluasi efek samping dan tingkat keberhasilan terapi pada pasien.[1,10]
Pemeriksaan Gula Darah
Perubahan gula darah saat pengobatan dengan salmeterol sering ditemukan. Oleh sebab itu, pemeriksaan gula darah berkala diperlukan pada pasien dengan pengobatan salmeterol.[1,10]
Pemeriksaan Kadar Kalium
Pemeriksaan kadar kalium berkala diperlukan untuk mengevaluasi risiko efek samping hipokalemia dari penggunaan salmeterol.[1,10]
Pemeriksaan Fungsi Hepar
Pemeriksaan fungsi hepar diperlukan untuk mengevaluasi gangguan hepar akibat penggunaan salmeterol.[1,10]
Pemeriksaan Elektrokardiogram
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) berkala diperlukan pada pengguna salmeterol untuk pemantauan terjadinya efek samping pemanjangan interval QT yang dapat berujung ke aritmia ventrikel.[1,10]