Efek Samping dan Interaksi Obat Phenylephrine
Efek samping phenylephrine paling sering adalah mual, muntah, dan sakit kepala. Pada beberapa kasus, phenylephrine juga dilaporkan menyebabkan tangan kaki pasien terasa dingin. Interaksi obat dapat terjadi jika phenylephrine digunakan bersama monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
Efek Samping
Phenylephrine berpotensi menyebabkan efek samping berupa mual, muntah, sakit perut ringan, sulit tidur, pusing, sakit kepala, tremor, dan palpitasi. Efek samping berdasarkan sistem organ antara lain:
- Kardiologi: bradikardia, penurunan cardiac output, hipertensi, aritmia, dan iskemia
- Gastrointestinal: nyeri epigastrium, mual, muntah
- Neurologi: nyeri kepala, mata kabur, tremor, nyeri leher
- Respirasi: dyspnea
- Kulit: pruritus
Phenylephrine tetes mata dapat menyebabkan pedih, rasa terbakar, atau mata berair. Pada mata yang sedang mengalami infeksi, perlukaan, atau sehabis operasi mata, phenylephrine tetes mata dapat diserap ke dalam tubuh dan menyebabkan efek samping sistemik.[2-5]
Interaksi Obat
Interaksi obat dengan phenylephrine dapat menambah atau mengurangi efek dari obat.
Menambah Efek Obat
Penggunaan phenylephrine dengan obat berikut dapat menambah efek peningkatan tekanan darah:
- Antidepresan trisiklik: amitriptyline, amoxapine, desipramine, doxepin, imipramine, dan nortriptyline
-
Monoamine oxidase inhibitors (MAOI): isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, dan selegiline
- Oxytocin
- Atropin
- Inhibitor transporter norepinefrin: atomoxetine
- Ergot alkaloid: methylergonovine maleate
Penggunaan Bersama MAOI dapat menyebabkan efek fatal, termasuk hipertensi paroksismal dan hipertermia.[3,4]
Mengurangi Efek Obat
Penurunan efek obat dapat terjadi jika digunakan dengan:
- Penyekat kanal kalsium: nifedipine
- Benzodiazepin: alprazolam, diazepam
- Agen simpatolitik kerja sentral: reserpine, guanfacine[3,4]