Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vitamin K1
Penggunaan vitamin K1 pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, vitamin K1 diketahui dikeluarkan ke dalam ASI.[4,5,7]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan FDA, vitamin K1 pada kehamilan (semua trimester) masuk dalam kategori C. Ini berarti terdapat studi pada binatang percobaan yang memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[5]
Dalam studi pada hewan, diketahui tikus hamil yang mendapat vitamin K1 secara oral mengalami peningkatan kadar plasma dan konsentrasi hati pada janin. Ini mengindikasikan bahwa bahwa vitamin K1 melintasi plasenta.[4,5]
Selain itu, beberapa sediaan vitamin K1 mengandung benzil alkohol, yang telah dikaitkan dengan gasping syndrome pada neonatus. Pengawet benzil alkohol dapat menyebabkan efek samping yang serius dan kematian pada neonatus dan bayi. Jika vitamin K1 harus diberikan selama kehamilan, pertimbangkan untuk menggunakan formulasi bebas pengawet.[5]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Defisiensi vitamin K merupakan faktor risiko gangguan koagulasi yang berkaitan dengan perdarahan intrakranial dan perdarahan mayor lain. Vitamin K1 dikeluarkan ke dalam ASI. Tidak terdapat data mengenai efek pada bayi yang disusui dan pada produksi ASI. Manfaat perkembangan dan kesehatan menyusui harus dipertimbangkan bersama dengan kebutuhan klinis untuk terapi vitamin K1 serta potensi efek samping pada bayi atau anak yang disusui. Jika vitamin K1 harus digunakan saat menyusui, maka pilih formulasi yang bebas pengawet.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo Maringga