Efek Samping dan Interaksi Obat Amitriptyline
Efek samping amitriptyline yang berbahaya adalah peningkatan keinginan bunuh diri pada penggunaan sebagai antidepresan dan risiko sindrom serotonin. Interaksi obat yang berbahaya adalah dengan obat yang dapat memperpanjang interval QT, seperti kuinidin dan procainamide.
Efek Samping
Efek samping yang signifikan dari amitriptyline adalah sindrom serotonin, depresi sistem saraf pusat, fraktur tulang, supresi sumsum tulang, hipotensi ortostatik, dan pemanjangan interval QT. Amitriptyline juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada pasien depresi.
Efek samping spesifik pada sistem organ adalah:
- Jantung: infark miokard, aritmia, takikardia, palpitasi
- Mata: midriasis, pandangan kabur, peningkatan tekanan intraokuler
- Gastrointestinal: mulut kering, konstipasi, mual, muntah, anoreksia, stomatitis, diare
- Kondisi umum: demam, hipertermia, ataksia, edema
- Saraf: nyeri kepala, kejang, inkoordinasi, tremor, neuropati perifer, kebas, gejala ekstrapiramidal
- Psikiatri: kebingungan, halusinasi, disorientasi, delusi, mimpi buruk, kecemasan, agitasi
- Urogenital: retensi urine, ginekomastia, galaktorea, penurunan libido, impotensi
- Kulit: kemerahan, urtikaria, alopecia
- Vaskular: sinkop, hipertensi, hipotensi[3,4,9]
Interaksi Obat
Amitriptyline dapat berinteraksi dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti selegiline dan phenelzine. Kedua obat ini tidak boleh digunakan secara bersamaan.
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)
Interaksi antara amitriptyline dengan MAOI, seperti isocarboxazid, phenelzine, tranylcypromine, dan selegiline, dapat menyebabkan sindrom serotonin yang berpotensi fatal. Untuk itu, penggunaan MAOI harus dihentikan setidaknya 2 minggu sebelum menggunakan amitriptyline.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Sindrom serotonin juga dapat terjadi pada penggunaan amitriptyline bersama dengan SSRI, seperti citalopram dan sertraline. SSRI juga memiliki efek inhibisi sitokrom P450 2D6 sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi amitriptyline.
Pasien yang mendapat kombinasi obat ini memerlukan pengamatan terhadap risiko efek samping dan pengamatan kadar plasma amitriptyline. Lakukan reduksi dosis amitriptyline berdasarkan hasil kadar plasma tersebut.
Agen Antikolinergik
Obat antikolinergik seperti tiotropium, ipratropium, dan aclidinium, jika digunakan bersama dengan amitriptyline akan meningkat efek antikolinergik, sehingga dapat menyebabkan terjadinya ileus paralitik, hiperpireksia, dan risiko kejang pada pasien.
Obat yang Dimetabolisme oleh Sitokrom P450 2D6
Selain fluoxetine, obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450 2D6, serta obat yang menghambat sitokrom tersebut, akan meningkatkan konsentrasi amitriptyline sehingga diperlukan penurunan dosis obat. Contoh obat golongan ini adalah clozapine, desipramine, flecainide, dan haloperidol.
Alkohol dan Depresan Sistem Saraf Pusat
Amitriptyline dapat meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat alkohol maupun obat yang mendepresi sistem saraf pusat, seperti barbiturat.
Disulfiram
Terdapat peningkatan risiko delirium pada pasien yang mendapat amitriptyline bersama dengan disulfiram.
Obat Antitiroid
Penggunaan amitriptyline bersama dengan obat antitiroid, seperti propiltiourasil, menyebabkan peningkatan risiko agranulositosis.
Hormon Tiroid
Penggunaan amitriptyline bersama dengan hormon tiroid, dapat meningkatkan efek toksik obat, di antaranya aritmia.
Tramadol
Amitriptyline dapat menyebabkan peningkatan risiko kejang pada pasien yang mendapatkan tramadol.[2-4,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan