Pengawasan Klinis Amitriptyline
Pengawasan klinis amitriptyline diperlukan terkait peningkatan risiko bunuh diri, sindrom serotonin, dan gangguan kardiovaskular.
Risiko Kardiovaskular
Pada pasien dengan komorbiditas atau berusia di atas 50 tahun, amitriptyline berpotensi menimbulkan efek merugikan pada jantung, seperti pemanjangan interval QT dan aritmia. Perlu dilakukan pengawasan klinis dan pemeriksaan elektrokardiogram sesuai indikasi.[1,2]
Risiko Bunuh Diri
Pasien yang mengonsumsi amitriptyline mungkin mengalami peningkatan ide atau perilaku bunuh diri pada 1-2 bulan pertama atau pada perubahan dosis. Pasien yang rentan terhadap kondisi ini adalah pasien berusia di bawah 24 tahun. Edukasi perlu diberikan pada keluarga atau penanggung jawab pasien agar bisa memantau pasien.[1,9]
Penghentian Terapi
Penggunaan amitriptyline selama lebih dari 3 minggu tidak boleh dihentikan mendadak. Lakukan tapering off sebelum obat dapat dihentikan untuk mencegah gejala putus zat dan relaps.[1,2,9]
Risiko Sindrom Serotonin
Risiko sindrom serotonin meningkat jika amitriptyline digunakan bersama obat golongan serotonergik seperti SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) contohnya duloxetine; dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) contohnya citalopram. Awasi tanda dan gejala sindrom serotonin seperti agitasi, kebingungan, halusinasi, hiperrefleks, mioklonus, menggigil, dan takikardia.[1,2,4,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan