Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Amitriptyline
Penggunaan amitriptyline pada kehamilan masuk dalam kategori C. Amitriptyline pada kehamilan dan ibu menyusui hanya diberikan apabila potensi manfaat melebihi risiko. Amitriptyline bisa menembus sawar darah plasenta dan disekresikan di ASI.
Secara klinis, amitriptyline digunakan untuk penanganan gangguan depresi mayor, profilaksis sakit kepala tipe tegang kronis (CTTH), dan migraine pada orang dewasa, serta terapi enuresis nokturnal pada anak.
Penggunaan pada Kehamilan
Amitriptyline dikategorikan pada kategori C oleh FDA. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
TGA juga memasukkan amitriptyline dalam kategori C. Kategori ini diperuntukkan bagi obat-obatan yang karena efek farmakologisnya telah menyebabkan atau diduga menyebabkan efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi. Efek ini mungkin reversibel.
Terdapat laporan kasus yang menyatakan deformitas pada ekstremitas atau keterlambatan perkembangan pada ibu yang mengonsumsi amitriptyline, namun tidak ada penelitian khusus mengenai relasi antara obat dan kelainan ini. Amitriptyline hanya digunakan apabila potensi manfaat melebihi risiko pada janin.[1,2,9]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Amitriptyline dikeluarkan ke ASI dalam jumlah yang sedikit dan biasanya tidak terdeteksi pada plasma bayi. Namun, terdapat beberapa laporan mengenai sedasi pada neonatus. Obat dapat digunakan selama menyusui, namun apabila dibutuhkan dosis besar maka klinisi sebaiknya memilih obat dengan metabolit aktif yang lebih sedikit.[1,2,13]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan