Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Bupropion annisa-meidina 2025-02-10T10:58:35+07:00 2025-02-10T10:58:35+07:00
Bupropion
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Bupropion

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Efek samping bupropion dapat berupa efek samping neuropsikiatrik serius, misalnya depresi, mania, psikosis, paranoia, delusi, agresi, agitasi, kecemasan, kepanikan, dan keinginan bunuh diri. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bupropion bersama penginduksi CYP2B6 dan obat yang dimetabolisme oleh CYP2D6.[3,4]

Efek Samping

Efek samping bupropion yang paling perlu diwaspadai adalah efek neuropsikiatri serius, yang ditemukan dalam laporan setelah pemasaran untuk orang yang berupaya berhenti merokok. Contohnya adalah perubahan suasana mood (termasuk depresi dan mania), psikosis, halusinasi, paranoia, delusi, agresi, agitasi, kecemasan, kepanikan, keinginan bunuh diri, dan percobaan bunuh diri.[3,4,7,8]

Pasien yang menggunakan bupropion harus dimonitor untuk berbagai efek samping tersebut. Informasikan pada pasien dan pengasuh untuk menghentikan bupropion dan menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala tersebut.[3,4]

Efek samping lain yang juga perlu diwaspadai adalah risiko kejang. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya dosis. Untuk meminimalkan risiko, apabila perlu meningkatkan dosis, tingkatkan dosis secara bertahap dan batasi dosis harian maksimal 450 mg. Segera hentikan obat jika terjadi kejang.[3,4]

Efek samping lain yang mungkin terjadi:

  • Sistem saraf dan psikiatri: sakit kepala, pusing, insomnia, kebingungan
  • Sistem kardiovaskular: hipertensi, takikardia, aritmia

  • Sistem indra: glaukoma sudut tertutup, penglihatan kabur, gangguan dengar
  • Sistem pencernaan: mulut kering, sembelit, mual, muntah
  • Lainnya: keringat berlebih, gemetar[3,4]

Interaksi Obat

Interaksi obat dapat terjadi dengan penginduksi CYP2B6 dan obat yang dimetabolisme oleh CYP2D6, serta beberapa obat lain.

Penginduksi CYP2B6

Peningkatan dosis bupropion mungkin diperlukan jika diberikan bersama penginduksi CYP2B6, misalnya ritonavir, lopinavir, efavirenz, carbamazepine, fenobarbital, maupun fenitoin. Dosis bupropion dapat ditingkatkan perlahan berdasarkan respons klinis, tetapi tidak boleh melebihi dosis maksimal yang dianjurkan.[3,4]

Obat yang Dimetabolisme CYP2D6

Bupropion menghambat CYP2D6 dan dapat meningkatkan konsentrasi antidepresan (misalnya nortriptyline, imipramine, paroxetine, fluoxetine, sertraline), antipsikotik (misal haloperidol, risperidone, thioridazine), beta-blocker (misal metoprolol), dan antiaritmia tipe 1C (misal propafenone dan flecainide). Pertimbangkan penurunan dosis obat-obat tersebut bila digunakan bersama dengan bupropion.[3,4]

Digoxin

Bupropion dapat menurunkan kadar digoxin plasma dan efek terapinya.[3,4]

Obat Dopaminergik

Obat-obat dopaminergik, misalnya levodopa dan amantadine, bila digunakan bersama bupropion dilaporkan dapat menyebabkan toksisitas sistem saraf pusat.[3,4]

Obat Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)

Obat golongan MAOI, misalnya isocarboxazid, phenelzine, dan selegiline, mengurangi metabolisme dopamin dan norepinefrin. Jika efek ini disertai penggunaan bupropion yang menghambat reuptake dopamin dan norepinefrin, maka efek dopaminergik bisa menjadi sangat kuat. Ada risiko reaksi hipertensi jika digunakan bersama. Penggunaan bersama MAOI dikontraindikasikan. Berikan jarak minimal 14 hari antara penghentian MAOI dan inisiasi bupropion.[6]

Referensi

3. Drugs.com. Bupropion. 2023. https://www.drugs.com/bupropion.html
4. National Library of Medicine. Bupropion Hydrochloride. 2024. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Bupropion-Hydrochloride
6. Medscape. Bupropion. 2024. https://reference.medscape.com/drug/wellbutrin-aplenzin-bupropion-342954#91
7. Patel K, Allen S, Haque MN, et al. Bupropion: a systematic review and meta-analysis of effectiveness as an antidepressant. Ther Adv Psychopharmacol. 2016 Apr;6(2):99-144. doi: 10.1177/2045125316629071.
8. Clark A, Tate B, Urban B, et al. Bupropion Mediated Effects on Depression, Attention Deficit Hyperactivity Disorder, and Smoking Cessation. Health Psychol Res. 2023 Jul 1;11:81043. doi: 10.52965/001c.81043.

Indikasi dan Dosis Bupropion
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
    Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.