Efek Samping dan Interaksi Obat Zolpidem
Efek samping zolpidem yang berpotensi fatal adalah reaksi anafilaksis dan overdosis. Selain itu, pasien yang mengonsumsi zolpidem juga dapat mengalami toleransi dan ketergantungan. Interaksi obat zolpidem adalah terutama dengan obat yang bekerja sebagai depresan sistem saraf pusat lain, misalnya alkohol dan benzodiazepine.[2,7]
Efek Samping
Efek samping dalam penggunaan zolpidem terutama adalah efek pada sistem saraf pusat, seperti konfusi dan nyeri kepala. Efek samping yang sering terjadi adalah:
- Sistem saraf pusat dan perifer: kebingungan, nyeri kepala, insomnia, vertigo, dan ataksia
- Saluran cerna: dyspepsia, mual, dan cegukan.
- Sistem musculoskeletal: atralgia, myalgia
- Sistem respirasi: infeksi saluran napas atas
- Mata: gangguan visus, diplopia
- Sistem urogenital: infeksi saluran kemih[3,5]
Efek samping lain yang jarang terjadi namun signifikan adalah reaksi anafilaksis, ketergantungan, gejala putus zat, dan perilaku tidur kompleks. Perilaku tidur kompleks adalah tindakan dimana pasien beraktivitas dalam kondisi tidak sadar penuh dan tidak mampu mengingat apa yang dilakukan ketika berada dalam situasi tersebut. Apabila terjadi kondisi ini pada pasien, maka zolpidem harus dihentikan segera.[3,4]
Overdosis
Gejala overdosis pada pemakaian zolpidem adalah depresi sistem saraf pusat, gangguan kognitif, depresi napas dan kardiovaskular, somnolen, hingga koma. Secara umum gejala toksisitas pada zolpidem lebih ringan dibandingkan dengan benzodiazepine jangka pendek, namun pemakaian bersamaan dengan obat depresan sistem saraf pusat dapat berisiko menyebabkan penurunan kesadaran meskipun dalam dosis kecil.[3,7]
Tindakan dalam overdosis zolpidem adalah suportif. Tanda vital dan kondisi medis umum seperti respirasi, tekanan darah, dan laju nadi pada pasien perlu dievaluasi sebelum memberikan terapi. Kumbah lambung dapat dilakukan ketika ingesti terjadi dalam 1 jam, pasien sadar penuh, dengan refleks muntah yang baik. Pada kondisi hipotensi, klinisi perlu memasang akses vena dan memberikan terapi cairan.
Flumazenil mungkin bermanfaat dalam menurunkan efek sedatif, namun penggunaan obat ini berpotensi memperburuk kondisi neurologis pasien, misalnya kejang. Tindakan hemodialisis belum menunjukkan manfaat berarti untuk pasien.[5,7]
Interaksi Obat
Zolpidem dimetabolisme terutama oleh CYP3A4 dan pada tingkat lebih rendah oleh CYP1A2 dan CYP2D6, sehingga interaksi bisa terjadi pada obat yang bersifat inducer atau inhibitor enzim tersebut.
Meningkatkan Paparan Zolpidem
Beberapa obat yang menghambat CYP3A dapat meningkatkan paparan sistemik terhadap zolpidem. Pertimbangkan untuk mengurangi dosis zolpidem jika digunakan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 yang kuat, seperti clarithromycin, erythromycin, diltiazem, itraconazole, ketoconazole, ritonavir, dan verapamil.[7]
Menurunkan Paparan Zolpidem
Beberapa obat yang menginduksi CYP3A dapat menurunkan paparan sistemik terhadap zolpidem. Penggunaan bersamaan tidak direkomendasikan. Contoh obat golongan ini adalah phenobarbital, phenytoin, rifampicin, dan St. John's Wort.[7]
Peningkatan Efek Samping Sistem Saraf
Penggunaan bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat, seperti alkohol, benzodiazepine, dan opioid, dapat meningkatkan risiko depresi napas, gangguan koordinasi, dan gangguan psikomotor.[7]