Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Vaksin Difteri general_alomedika 2023-08-08T11:02:10+07:00 2023-08-08T11:02:10+07:00
Vaksin Difteri
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Vaksin Difteri

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Secara farmakologi, vaksin difteri bekerja dengan menginduksi imunitas terhadap Corynebacterium diphtheriae. Vaksin difteri yang umum diberikan berasal dari toksoid difteri, yaitu toksin bakteri yang dimodifikasi untuk menginduksi antibodi antitoksin pelindung tipe IgG.

Pada awalnya, dilakukan penanaman bakteri C. diphtheriae penghasil toksin dalam media cair, kemudian toksin diubah menjadi toksoid tidak aktif melalui pemberian formalin. Toksoid ini kemudian diadsorpsi dengan garam aluminium sebagai bahan pembantu, dan dilakukan penambahan thimerosal sebagai pengawet pada botol multi-dosis.[3,6]

Farmakodinamik

Vaksin difteri yang umum diberikan berasal dari toksoid difteri, suatu toksin bakteri C.diphtheriae yang menginduksi antibodi antitoksin pelindung tipe IgG. Penanaman bakteri C. diphtheriae dalam media cair akan menghasilkan toksin yang kemudian diubah menjadi toksoid tidak aktif melalui pemberian formalin.

Pemberian vaksin difteri secara intramuskuler akan menginduksi respon imun aktif. Hal ini merangsang pembentukan antibodi dan antitoksin yang melindungi terhadap penyakit.[2,3,6]

Farmakokinetik

Belum ada data yang jelas mengenai aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi vaksin difteri. Vaksinasi lengkap (≥3 dosis) dengan vaksin DTP yang berisi vaksin difteri, vaksin pertusis, dan tetanus memberikan perlindungan 87% terhadap penyakit bergejala. Vaksinasi tidak lengkap (1–2 dosis) memberi perlindungan 71%. Pemberian hingga 5 dosis telah dilaporkan menghasilkan perlindungan hingga 99%.

Imunitas yang didapat dari vaksin tersebut diketahui berkurang seiring waktu. Individu dengan kadar antibodi dengan proteksi penuh telah dilaporkan mengalami penurunan imunitas sebesar 0,6% per tahun.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Aghnia Jolanda Putri

Referensi

2. Truelove SA, Keegan LT, Moss WJ, et al. Clinical and epidemiological aspects of diphtheria: A systematic review and pooled analysis. Clin Infect Dis. 2020;71(1):89-97. doi:10.1093/cid/ciz808
3. MIMS. Diphtheria And Tetanus Toxoid Vaccine. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diphtheria and tetanus toxoid vaccine?mtype=generic
6. Ogden SA, Ludlow JT, Alsayouri K. Diphtheria Tetanus Pertussis (DTaP) Vaccine. [Updated 2022 Oct 7]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545173/

Pendahuluan Vaksin Difteri
Formulasi Vaksin Difteri

Artikel Terkait

  • Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
    Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
  • Interval Pemberian Vaksin COVID-19 dan Vaksin Lain
    Interval Pemberian Vaksin COVID-19 dan Vaksin Lain
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 12:30
Imunisasi DPT kedua dengan riwayat muncul nodul di area imunisasi pertama
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin Konsul pasien anak 3 bulan rencana ingin melakukan imunisasi DPT 2 , tetapi riwayat imunisasi DPT pertama di hari ke 5 teraba nodul, di hari...
dr.maria endah purwani
Dibalas 13 Desember 2023, 10:01
Apakah vaksinasi dewasa difteri dan typhoid boleh berbarengan dengan vaksin lain?
Oleh: dr.maria endah purwani
1 Balasan
Alodokter.. ijin bertanya TS.Untuk vaksinasi dewasa difteri & typhoid apakah boleh berbarengan dengan vaksin lain atau tidak ya?Bila tidak boleh, vaksin apa...
dr.Deilla Dwi Wanda
Dibalas 10 Mei 2023, 18:46
Apakah boleh imunisasi DPT ke-2 berjarak lebih dari 2 bulan dengan DPT ke-3?
Oleh: dr.Deilla Dwi Wanda
3 Balasan
Izin bertanya dok.. maksimal jarak pemberian imunisasi DPT 2 ke DPT 3 bolehkah lebih dari 2 bulan?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.