Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Vaksin Polio general_alomedika 2023-06-24T15:58:50+07:00 2023-06-24T15:58:50+07:00
Vaksin Polio
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Vaksin Polio

Oleh :
dr. Ashfahani Imanadhia
Share To Social Media:

Secara farmakologi, vaksin polio bekerja dengan cara merangsang sistem imun tubuh seolah telah terjadi infeksi virus polio tanpa menyebabkan gangguan ke sistem saraf pusat.[1]

Farmakodinamik

Sama seperti vaksin lain, aspek penting dari farmakologi vaksin polio adalah dengan merangsang sistem imun untuk bereaksi seolah telah terjadi infeksi tanpa menimbulkan gangguan seperti saat terkena virus polio secara langsung. Terdapat dua jenis vaksin polio yakni vaksin inaktif (IPV) dan vaksin polio oral (OPV).[1,5]

Vaksin Inaktif

Vaksin inaktif memberikan kekebalan dengan mensuplai sistem kekebalan tubuh melalui dosis antigen yang tidak aktif. Oleh karena antigen yang tidak hidup maka antigen tidak dapat bereplikasi pada tubuh host, sehingga vaksin inaktif tidak menyebabkan penyakit dan dapat diberikan pada host yang imunokompromais. Namun, ketidakmampuan untuk bereplikasi juga menyebabkan tingkat kekebalan yang dihasilkan rendah sehingga harus diberikan secara berurutan.[1,5]

Vaksin Polio Oral

Vaksin polio oral menggunakan virus hidup yang dilemahkan. Tiga tipe strain virus liar dilemahkan di laboratorium sebelum dimasukkan ke dalam vaksin oral. Pemberian vaksin oral dapat menyebabkan terbentuknya respon imun lokal di lapisan mukosa usus yang menjadi lokasi utama multiplikasi virus polio. Diharapkan nantinya akan terbentuk antibodi di mukosa usus untuk menghambat multiplikasi virus polio liar.[1,5]

Farmakokinetik

Terdapat dua jenis vaksin polio yakni vaksin inaktif (IPV) dan vaksin polio oral (OPV).

Vaksin Inaktif

Vaksin polio diinaktivasi (IPV) terdiri dari gabungan tiga tipe poliovirus yang dikembangkan di kultur sel manusia atau dari kultur sel ginjal monyet. Sebagai vaksin yang disuntikkan, IPV dapat diberikan sendiri atau dikombinasikan dengan vaksin lain seperti vaksin pertusis, vaksin difteri, vaksin Haemophillus influenzae, dan tetanus toksoid.

Pada pemberian IPV, tingkat kekebalan mukosa di usus secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada pemberian OPV. Setelah pemberian dua dosis, penerima akan terlindungi 90% dari virus polio, dan setelah pemberian tiga dosis imunitas mencapai 99%.[5,10]

Vaksin Polio Oral

OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan. OPV mengontrol sirkulasi virus polio liar dalam tubuh dengan menginduksi kekebalan di mukosa usus terhadap adanya infeksi ulang virus polio.

Vaksin ini bertahan di faring selama satu sampai dua minggu yang kemudian dikeluarkan melalui feses selama beberapa minggu atau lebih setelah pemberian vaksin. Selain menghasilkan respon imun lokal di lapisan mukosa usus, OPV juga menghasilkan antibodi dalam darah (imunitas serum atau humoral) untuk ketiga jenis virus polio. OPV akan melindungi individu dari kelumpuhan akibat polio, termasuk mencegah penyebaran virus polio ke sistem saraf.[10,11]

Resistensi

Virus polio dapat ditemukan dalam bentuk virus polio vaksin/sabin, virus polio liar (wild poliovirus), dan VDPV (vaccine derived poliovirus). VDPV merupakan virus polio sabin yang mengalami mutasi dan bisa menyebabkan kelumpuhan. Adanya mutasi akan mengurangi efikasi vaksin terhadap strain virus.

VDPV diklasifikasikan dalam 3 kategori, yakni:

  • Immunodeficient-related VDPV (iVDPV) yang terlihat dari pasien dengan imunodefisiensi

  • Circulating VDPV (cVDPV) yang ditemukan pada keadaan dimana cakupan OPV rendah

  • Ambiguous VDPV (aVDPV) apabila tidak dapat diklasifikasikan sebagai cVDPV atau iVDPV.

Virus polio tipe 2 diduga sebagai penyebab tersering VDPV sehingga WHO kemudian merekomendasikan perubahan pemberian dari OPV trivalen menjadi OPV bivalen yang hanya berisi virus polio tipe 1 dan 3, sebelum beralih ke vaksin virus yang dapat disuntikkan tanpa risiko terkait.

VDPV bisa menyebabkan epidemik di daerah dengan tingkat vaksinasi yang buruk. Selain itu, orang dengan kondisi imunodefisiensi tertentu dapat menyebarkan virus dalam waktu yang lama, dimana virus dapat terus berkembang dan menginfeksi individu yang tidak terlindungi.

Beberapa waktu terakhir telah terjadi wabah di Amerika Serikat, Inggris, dan Afrika. CDC juga mengumumkan di Juli 2022 tentang kasus polio yang disebabkan oleh VDPV2 pada individu yang tidak divaksinasi di New York. Di Indonesia sendiri belum ada data terkait resistensi vaksin polio.[12,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Graciella N. T. Wahjoepramono

Referensi

1. O’Grady M, Bruner PJ. Polio Vaccine. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/
5. Centers for Disesase Control and Prevention. Polio Vaccination: Information for Healthcare Professionals. 2022. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/hcp/index.html
10. World Health Organization. Poliomyelitis. 2022. https://www.who.int/teams/health-product-policy-and-standards/standards-and-specifications/vaccines-quality/poliomyelitis#:~:text=The action of oral polio,poliovirus to the nervous system.
11. Iyer V V. An Indian Perspective of Some Recent Developments in Polio, DPT, Zika and Rotavirus Vaccines. Indian J Pharm Sci. 2017; https://www.ijpsonline.com/articles/an-indian-perspective-of-some-recent-developments-in-polio-dpt-zika-and-rotavirus-vaccines.html?view=mobile
12. Sethi Y, Kaka N, Chopra H, Aggarwal N, Arora S, Emran T Bin. Recent poliovirus outbreaks and vaccination : A perspective. Ann Med Surg. 2022;84(October):104970.
13. A Ciapponi, A Bardach, L Ray Aras, D Glujovsky, ML Cafferata, S Cesaroni, et al. Sequential inactivated (IPV) and live oral (OPV) poliovirus vaccines for preventing poliomyelitis (Review). Cochrane Libr. 2019;(12).

Pendahuluan Vaksin Polio
Formulasi Vaksin Polio

Artikel Terkait

  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Menurut IDAI 2023
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Menurut IDAI 2023
  • Vaksin untuk Umrah dan Haji
    Vaksin untuk Umrah dan Haji
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Desember 2024, 08:24
Pemberian vaksin polio dan BCG pada bayi usia 1 bulan 2 hari yang belum pernah diberi vaksin
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Ijin konsul. Bayi usia 1 bulan 2 hari, belum pernah diberikan vaksin bcg dan polio 0. Bagaimana pemberiannya dok?BCG setau sy masih boleh diberikan...
dr. Aryani Intan Lestari
Dibalas 23 Oktober 2024, 20:25
Kesalahan pemberian jenis vaksin PVC sebelum waktu terjadwal
Oleh: dr. Aryani Intan Lestari
2 Balasan
Alo dok. Saya mau bertanya soal imunisasi bayi 4 bulan yg harusnya dapat polio suntik (IPV 1), tapi malah di suntikan PVC. Sedangkan PVC 2 sudah di usia 3...
Anonymous
Dibuat 28 Agustus 2024, 21:19
Efektivitas pemberian pin polio hanya 1 dosis
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alodok, untuk pin polio nopv2 jika hanya diberikan dosis 1 apakah masih bisa terbentuk imunitas yang cukup baik? Sekitar berapa persen ya? Dikarenakan ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.