Formulasi Vaksin Tifoid
Formulasi vaksin tifoid di Indonesia telah tersedia kedua jenis, baik vaksin tifoid oral maupun injeksi. Vaksin injeksi yang tersedia di Indonesia hanya yang mengandung yang mengandung polisakarida Vi.[1,10]
Bentuk Sediaan
Vaksin tifoid oral tersedia dalam bentuk kapsul, sedangkan vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi tersedia dalam alat suntik 0,5 mL single dose. Vaksin tifoid bertujuan untuk mencegah penyakit demam tifoid.
Vaksin Tifoid Oral Ty21a
Vaksin yang mengandung Salmonella typhi strain Ty21a, dapat diberikan pada pasien berusia >6 tahun. Tersedia dalam kotak berisi satu blister terdiri dari 4 enteric coated capsules. Setiap kapsul mengandung ≥2 milyar bakteri yang dilemahkan.[9,10]
Vaksin Tifoid Injeksi Polisakarida
Vaksin yang mengandung polisakarida Vi dari basil salmonella ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL satu kali pakai (monodose). Satu suntikan mengandung 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol isotonik. Vaksin terdaftar untuk digunakan pada pasien berusia >2 tahun dan diberikan secara intramuskular.[9,10]
Cara Penggunaan
Vaksin tifoid oral diminum satu jam sebelum makan dengan air suhu ruangan, tidak boleh dikunyah karena isi vaksin tidak tahan asam lambung. Sedangkan vaksin tifoid injeksi polisakarida disuntikan satu kali dosis, intramuskular, sebaiknya di otot deltoid.
Vaksin Tifoid Oral
Vaksin tifoid oral Ty21a membutuhkan 4 dosis kapsul yang diminum dengan selang waktu 48 jam, yaitu diberikan pada hari ke 1, 3, 5, dan 7. Sebaiknya vaksin diminum 1 jam sebelum makan dan diminum dengan air yang suhunya tidak boleh melebihi suhu tubuh. Kapsul vaksin juga harus langsung ditelan, tidak dikunyah karena vaksin tidak tahan terhadap asam lambung.[6]
Jadwal vaksinasi harus sudah selesai setidaknya 1 minggu sebelum kemungkinan terpajan bakteri tifoid. Vaksin dapat diberikan pada pasien usia 6 tahun ke atas. Vaksin ini dapat diulang kembali setiap 5 tahun.[6]
Karena vaksin merupakan bakteri hidup yang dilemahkan, vaksin tifoid oral ini kontraindikasi untuk wanita hamil, menyusui, penderita imunodefisiensi, sedang demam, sedang minum antibiotik dan anak kecil di bawah 6 tahun.[6,10]
Vaksin Tifoid Injeksi Polisakarida
Vaksin tifoid injeksi polisakarida diberikan secara intramuskular, dosis tunggal di otot deltoid. Vaksin ini dapat diberikan pada pasien usia 2 tahun ke atas. Sebaiknya pasien sudah mendapat injeksi 2 minggu sebelum kemungkinan terpapar bakteri salmonella untuk mendapatkan kekebalan yang diinginkan.[2,6,11]
Vaksin tifoid injeksi polisakarida membutuhkan booster setiap 2 tahun. Namun, berdasarkan ketentuan Kementerian Kesehatan Indonesia beserta pedoman vaksinasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menetapkan vaksin tifoid injeksi diberikan booster setiap 3 tahun.[6,10,11]
Vaksin ini tidak boleh diberikan pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, dan anak di bawah 2 tahun.[6,10,11]
Cara Penyimpanan
Vaksin tifoid baik oral maupun injeksi harus disimpan dalam lemari pendingin secara terus-menerus bila tidak digunakan, dengan suhu antara 2‒8℃. Vaksin harus dijauhkan dari sinar matahari langsung dan tidak boleh dibekukan.[6]
Kombinasi dengan Obat Lain
Vaksin tifoid injeksi tersedia kombinasi dengan vaksin hepatitis A. Sediaan dikemas dalam bentuk jarum dengan dua ruang terpisah yang dapat menjadikan terjadinya pencampuran 2 vaksin sesaat sebelum digunakan. Vaksin kombinasi ini dapat diberikan untuk usia ≥16 tahun.[9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini