Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Tifoid
Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid adalah riwayat reaksi alergi terhadap jenis vaksin yang sama. Peringatan pada pemberian vaksin tifoid oral di antaranya tidak boleh diberikan pada orang yang sedang sakit atau mengonsumsi antibiotik. Peringatan untuk pemberian vaksin tifoid injeksi adalah tidak boleh diberikan secara intravena.[2,5]
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian vaksin tifoid dibedakan berdasarkan jenis oral dan injeksi. Khusus untuk vaksin tifoid oral dikontraindikasikan pada anak di bawah 6 tahun, wanita hamil, dan pasien imunodefisiensi. Sedangkan vaksin tifoid injeksi dikontraindikasikan untuk anak dibawah 2 tahun.[2,5]
Vaksin Tifoid Oral
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan kepada:
- Anak usia <6 tahun
- Riwayat reaksi alergi terhadap vaksin tifoid oral atau bahan pembuatan vaksin
- Wanita hamil
- Kondisi sedang sakit atau sedang mengonsumsi antibiotik, di mana vaksin tifoid oral harus ditunda hingga setidaknya 3 hari setelah berhenti minum antibiotik
- Imunodefisiensi, seperti HIV/AIDS, kanker, atau sedang konsumsi obat-obatan yang menurunkan sistem imun
- Fase demam tifoid fase akut[2,5]
Vaksin Tifoid Injeksi
Vaksin tifoid injeksi tidak boleh diberikan kepada:
- Anak usia <2 tahun, kecuali TCV (typhoid conjugate vaccine) yang dapat diberikan sejak usia 6 bulan
- Riwayat reaksi alergi terhadap vaksin tifoid injeksi atau bahan pembuatan vaksin
- Kondisi sakit berat, di mana demam bukan alasan untuk menunda vaksinasi[2,5]
Peringatan
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan pada penderita gastrointestinal akut. Selain itu, tidak diberikan pada pasien yang sedang mengonsumsi sulfonamida (kotrimoksazol, sulfisoxazole) dan antibiotik lainnya, karena secara aktif akan melawan bakteri yang dikandung dalam vaksin dan mencegah terjadinya respon imun di dinding usus. Pemberian vaksin tifoid oral ditunda bila terdapat diare atau muntah yang persisten.[6]
Reaksi alergi jarang dilaporkan pada pemberian vaksin tifoid injeksi polisakarida. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap risiko infeksi Salmonella typhi, tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap bakteri Salmonella paratyphi A atau B, Salmonella non-S typhi, enterica serovar Typhi, atau bakteri lain penyebab gastroenteritis.[6]
Respon imun yang terbentuk pada penderita imunodefisiensi mungkin tidak sebaik yang diharapkan. Vaksin tifoid injeksi diberikan intramuskular, jangan diberikan secara intravena.[6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini