Pengawasan Klinis Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Pengawasan klinis pada pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca terkait efek samping yang ditakutkan, yaitu thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) dan sindrom Guillain-Barré (GBS). Saat ini, FDA sudah tidak memberikan emergency use authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca. Kelompok usia <18 tahun dan mereka dengan hipersensitivitas komponen vaksin tidak direkomendasikan mendapat vaksin ini. Pengawasan yang perlu dilakukan adalah:
- Observasi selama 30 menit setelah pemberian vaksin, untuk memantau kemungkinan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
- Pelaporan efek samping yang terjadi dapat ke Pusat Farmakovigilans BPOM (badan pengawasan obat dan makanan)
- Pengawasan terjadinya trombosis, dengan memperhatikan gejala sakit kepala hebat, sesak nafas, penglihatan kabur, dan kaki edema unilateral pada hari ke-4 sampai ke-20 setelah vaksinasi[2,8,10,16,17]
Diperlukan cakupan vaksinasi yang luas untuk mencapai herd immunity pada populasi indonesia untuk memutus transmisi COVID-19. Peran tenaga kesehatan dalam mengatasi keraguan terhadap vaksinasi COVID-19 sangat dibutuhkan.[8]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli