Pendahuluan Infeksi Virus Nipah
Infeksi virus Nipah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Nipah, yang termasuk dalam genus Henipavirus. Infeksi virus Nipah merupakan penyakit mematikan dengan mortalitas sebesar 40-75%.[1,4]
Infeksi virus Nipah telah menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) di berbagai negara sehingga menjadi perhatian WHO sebagai new emerging disease.[1,4]
Infeksi virus Nipah ditemukan pertama kali tahun 1998 di Malaysia yang kemudian menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) di berbagai negara yakni Singapura, Bangladesh, India dan Filipina. Hingga kini belum ditemukan kasus infeksi virus Nipah pada manusia di Indonesia.[4,13,26]
Virus Nipah merupakan virus RNA untai tunggal negatif dengan kelelawar buah dari genus Pteropus sebagai reservoir utamanya. Penularan penyakit ini dapat terjadi dari hewan ke manusia maupun antar-manusia.[1,2]
Virus Nipah juga dapat ditransmisikan ke manusia melalui intermediate host yakni dari kelelawar ke hewan lain dan kemudian menular ke manusia. Hingga saat ini, intermediate host yang terbukti mentransmisikan virus ke manusia adalah babi.[1,4]
Beberapa hewan lain yang dicurigai sebagai intermediate host virus Nipah meliputi kuda, anjing, kucing, dan kambing.[13]
Faktor resiko infeksi virus Nipah pada manusia antara lain jenis kelamin pria, usia lebih dari 45 tahun, pekerjaan yang berisiko terpapar dengan virus. [3,9,14]
Infeksi virus Nipah pada manusia dapat bersifat asimtomatik atau menimbulkan gejala infeksi saluran napas ringan hingga berat, serta ensefalitis berat. Gejala klinis yang tidak khas pada infeksi virus Nipah menyulitkan diagnosis penyakit ini.[4]
Diagnosis infeksi virus Nipah dapat ditegakkan dengan metode reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).[4,5,6]
Diagnosis banding infeksi virus Nipah dikaitkan dengan keterlibatan sistem saraf pusat dan respirasi, yakni penyakit seperti dengue encephalitis dan malaria serebral.[7,18]
Belum ditemukan obat antivirus maupun vaksin terhadap virus Nipah. Tatalaksana infeksi virus Nipah lebih bersifat suportif dan simtomatik, dengan tetap memperhatikan kewaspadaan transmisi virus.[2-4]