Diagnosis Infeksi Virus Nipah
Diagnosis infeksi virus Nipah sulit ditentukan hanya melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pasien bisa jadi tidak memiliki gejala apapun, namun dapat pula menunjukkan gejala infeksi saluran napas hingga ensefalitis.[1]
Baku emas pemeriksaan infeksi virus Nipah adalah dengan metode isolasi virus, namun bila tidak tersedia, konfirmasi diagnosis dapat ditentukan dengan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).[2,5]
Kriteria Diagnosis
Berikut adalah kriteria identifikasi kasus infeksi virus Nipah berdasarkan pedoman Kemenkes Indonesia.
Kasus Suspek
Kasus suspek memenuhi kriteria sebagai berikut.
Kelompok A: Memiliki salah satu kriteria klinis/ gejala onset akut berikut:
- Demam (≥38oC) dengan gangguan disfungsi otak akut (penurunan kesadaran, kejang, defisit neurologi lain, perubahan status mental onset baru)
- Demam (≥38oC) dengan sakit kepala
- Demam (≥38oC) dengan batuk / distres pernapasan, rontgen dada menunjukkan diffuse infiltrates
DAN
Kelompok B: Memiliki salah satu kriteria epidemiologi berikut:
- riwayat bepergian ke daerah KLB
- gejala muncul pada saat sedang terjadi KLB
- riwayat meminum nira/aren mentah, berburu kelelawar / memanjat pohon dimana kelelawar sering bertengger, kontak dengan hewan/sekresi hewan yang terkonfirmasi, atau memiliki risiko transmisi virus Nipah berdasarkan hasil penilaian risiko epidemiologi setempat
Kasus Probable
Kasus probable memenuhi salah satu dari kriteria berikut.
- memiliki kriteria suspek/kontak erat, dan bertempat tinggal di daerah yang sama/pernah dirawat di ruang perawatan yang sama dengan pasien kasus suspek/konfirmasi selama masa KLB
- memenuhi kriteria suspek, dan meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium / hasil laboratorium belum keluar / hasil laboratorium inkonklusi
Kasus Konfirmasi
Kasus konfirmasi merupakan kasus suspek/probable dengan hasil konfirmasi laboratorium berikut.
- identifikasi RNA virus Nipah dengan PCR dari sekresi napas, urin, atau cairan serebrospinal
ATAU
- kultur positif virus Nipah (isolasi virus) dari sekresi napas, urin atau cairan serebrospinal
Kontak Erat:
Kontak erat yaitu seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus suspek/probable/konfirmasi, melalui salah satu cara berikut:
- Dirawat pada ruang perawatan bersama
- Sentuhan fisik langsung
- Kontak dengan jenazah
- Kontak dengan darah atau cairan tubuh (air liur, urin, muntahan, dan lain-lain) yang terkontaminasi
- Kontak dengan pakaian/kain
- Kasus kontak erat perlu di follow up selama 21 hari terkait munculnya gejala infeksi virus Nipah[3,7,18,23]
Anamnesis
Anamnesis pada pasien yang dicurigai terinfeksi virus Nipah bisa tanpa gejala atau mengeluhkan gejala infeksi saluran pernafasan akut ringan hingga berat serta ensefalitis yang fatal. Gejala dapat muncul di hari 4-14 setelah terpapar virus.[1]
Perlu ditanyakan riwayat komorbid beserta riwayat bepergian ke daerah endemis atau riwayat kontak, baik kontak dengan hewan terinfeksi dan cairan tubuhnya maupun kontak dengan orang terinfeksi serta cairan tubuhnya.[3,9,12]
Pada tahap awal penyakit, dapat muncul gejala prodromal seperti demam, flu, sakit kepala, mialgia, muntah, dan sakit tenggorokan. Juga dapat muncul gejala gangguan pernapasan yang mengarah ke pneumonia atipikal.[1,4,5,17]
Gejala lanjutan dapat berupa gangguan kesadaran, acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan gejala-gejala neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut yang kemudian disebut ensefalitis Nipah.[1,4,5,17]
Ensefalitis Nipah dapat bersifat akut atau late-onset. Ensefalitis late-onset dapat terjadi beberapa bulan setelah paparan virus Nipah sehingga diagnosis menjadi lebih sulit.[1,4,5,17]
Gejala lain yang jarang namun dapat dikeluhkan antara lain nyeri perut, diare, konstipasi, gastritis, dan gejala perdarahan saluran cerna pada kecurigaan keterlibatan limpa.[22]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik infeksi virus Nipah terutama pada pasien dengan gejala respirasi, dapat ditemukan tanda-tanda distres pernapasan, edema pulmo atau krepitasi pada pemeriksaan paru-paru.[18]
Pemeriksaan fisik yang mungkin khas pada ensefalitis Nipah adalah adanya mioklonus segmental, yang ditandai dengan refleks fokal mendadak pada diafragma, otot tungkai, leher dan wajah. Ensefalitis yang disertai kejang dapat berlanjut menjadi koma dalam 24- 48 jam, hingga kematian.[1,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding infeksi virus Nipah dikaitkan dengan penyakit yang menunjukkan gejala ensefalitis, dan/atau gangguan pernapasan. Berikut beberapa diagnosis banding infeksi virus Nipah dan faktor yang membedakannya dari infeksi virus Nipah:
Dengue Encephalitis
Dengue encephalitis dapat memunculkan gejala mirip ensefalitis Nipah. Trombositopenia pada dengue encephalitis sangat jelas, sedangkan pada infeksi virus Nipah hanya terjadi trombositopenia moderat.[1,18]
Malaria Serebral
Pada malaria serebral terjadi demam tinggi disertai menggigil yang khas serta dapat menyebabkan disfungsi hepato-renal dan hipoglikemia. Gejala tersebut tidak terjadi pada infeksi virus Nipah.[3,21]
Herpes Meningoencephalitis
Herpes meningoencephalitis lebih melibatkan lobus fronto-temporal, dan pada elektroensefalografi (EEG) lobus temporal akan terlihat periodic lateralized epileptiform discharges (PLED), sedangkan EEG pada infeksi virus Nipah akan terlihat sebaran gelombang lambat yang kontinu dengan/tanpa periodic bitemporal independent sharp wave discharges.[1,18]
Meningitis Bakterial
Pemeriksaan serebrospinal pada meningitis bakterial akan ditemukan pleositosis dengan predominansi neutrofil, disertai protein yang meningkat dan glukosa yang rendah. Sedangkan pada infeksi virus Nipah akan ditemukan pleositosis ringan dengan predominansi limfosit, peningkatan protein dan glukosa normal.[1,18]
Japanese Encephalitis
Japanese encephalitis lebih sering terjadi pada anak-anak dan jarang menyebabkan serangan berulang, sedangkan infeksi virus Nipah lebih sering terjadi pada orang dewasa dan dapat terjadi komplikasi relaps ensefalitis.[6,9]
Pemeriksaan Penunjang
Semua spesimen yang diduga mengandung virus Nipah diperlakukan sebagai bahan infeksius tingkat 4. Pemeriksaan dilakukan dalam biosafety cabinet (BSC) dengan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.[3,5]
Sampel serum perlu diambil dua kali (sampel serum berpasangan) sebagai konfirmasi. Serum awal diambil di minggu pertama penyakit dan serum kedua diambil 2-3 minggu kemudian. Jika hanya serum tunggal yang dapat dikumpulkan, maka harus diambil minimal 14 hari setelah onset gejala untuk menentukan kemungkinan kasus Nipah.[2,3,6]
Pemeriksaan penunjang virus Nipah untuk menegakkan diagnosis infeksi virus Nipah antara lain:
Isolasi Virus
Isolasi virus merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis infeksi virus Nipah. Pemeriksaan ini menggunakan metode kultur sel dengan sampel yang dapat diambil dari cairan serebrospinal, darah, usap nasal/orofaring, urin, dan biopsi jaringan otak, paru-paru, ginjal, dan limpa.[1,3,21]
Isolasi virus tidak rutin digunakan untuk mendiagnosis infeksi virus Nipah karena pemeriksaannya harus dilakukan dalam fasilitas biosafety level 4 (BSL-4) dan dengan biaya yang relatif tinggi.[1,3,22]
Pemeriksaan lain meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana, pemeriksaan radiologi, dan EEG dapat dilakukan untuk membedakan dari diagnosis banding.[18,21]
Pemeriksaan laboratorium sederhana tidak menunjukkan hasil yang spesifik terhadap infeksi virus Nipah. Temuan laboratorium yang mungkin muncul pada kasus infeksi virus Nipah antara lain moderate trombositopenia, leukopenia, hiponatremia, dan peningkatan ringan-sedang enzim transaminase hati tanpa jaundice.[18]
Pemeriksaan MRI digunakan untuk membedakan ensefalitis Nipah dengan ensefalitis lain, juga membedakan antara ensefalitis Nipah onset akut, onset lambat (late-onset) atau relaps.[5,18]
Rontgen dada abnormal dapat ditemukan pada kasus infeksi virus Nipah dengan gejala pernapasan. EEG pada ensefalitis Nipah akan menunjukkan sebaran gelombang lambat yang kontinu dengan/tanpa periodic bitemporal independent sharp wave discharges.[18,22]
Pemeriksaan Molekuler
Pemeriksaan molekuler untuk diagnosis virus Nipah dilakukan dengan PCR untuk mendeteksi antigen virus Nipah dari spesimen klinis yakni usap nasal/orofaring, urin, cairan serebrospinal, maupun jaringan atau disebut fixed tissue. Pemeriksaan ini dilakukan pada tahap awal penyakit.[1,2,3,6]
Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan serologi dilakukan dengan metode ELISA untuk mendeteksi antigen virus Nipah dan antibodi IgG dan IgM terhadap virus pada tahap lanjut penyakit yakni 10-14 hari setelah onset.[1,2]
Metode ini dapat dipilih sebagai metode untuk skrining spesimen, atau sebagai alternatif PCR untuk diagnosis cepat dengan biaya yang relatif rendah.[1,2,11,19]