Patofisiologi Infeksi Virus Nipah
Patofisiologi infeksi virus Nipah diawali dengan masuknya virus ke dalam host melalui jalur oro-nasal. Infeksi virus Nipah dapat menyebabkan kegagalan multi organ seperti paru-paru, limpa, ginjal dan otak. [1,2]
Infeksi virus Nipah dapat ditransmisikan antar-manusia maupun secara zoonotik dari hewan ke manusia. Kelelawar dari genus Pteropus merupakan reservoir alami virus Nipah.[1,2]
Penularan juga dapat terjadi melalui intermediate host yakni dari kelelawar ke hewan lain, lalu menularkan ke manusia. Hewan yang terbukti sebagai intermediate host adalah babi.[1,2]
Patofisiologi Virus Nipah
Lokasi replikasi awal virus pada manusia masih belum diketahui secara pasti. Konsentrasi antigen yang tinggi di limfoid dan jaringan respirasi mengindikasikan kemungkinan lokasi replikasi virus awal pada jaringan tersebut. Masa inkubasi virus Nipah adalah 4-14 hari, dan dapat mencapai 45 hari. [1,3]
Pada tahap awal penyakit, virus akan menginfeksi sel epitel bronkus dan pneumosit tipe II di alveolus, yang kemudian menginduksi sitokin inflamasi dan berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS).[1,3,4]
Pada tahap lanjut penyakit, virus akan menyebar ke sel endotel paru-paru, dan masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk bebas atau terikat leukosit. Selain paru-paru, organ limpa, ginjal dan otak dapat menjadi organ target yang menyebabkan kegagalan multiorgan.[1,3,4]
Infeksi pada limpa dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna. Infeksi pada ginjal dapat menyebabkan septikemia dan gangguan fungsi ginjal, sedangkan infeksi pada otak dapat menyebabkan ensefalitis, kejang, hingga koma.[1]
Virus Nipah dapat masuk ke sistem saraf pusat secara hematogen yakni melalui pleksus koroid atau pembuluh darah otak besar dan/atau secara anterograd, yakni melalui saraf penciuman.[1,3]
Sawar darah otak (blood brain barrier) akan terganggu, sehingga mengekspresikan IL-1β dan tumor necrosis factor (TNF)-α, dan mulai memunculkan tanda-tanda neurologis. Kejadian ini kemudian menyebabkan ensefalitis Nipah[1,3]
Transmisi Virus Nipah
Transmisi zoonotik terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, salah satunya dengan kontak dengan cairan tubuh hewan tersebut termasuk darah, urin, droplets, air liur, feses.[1,2,8,9]
Reservoir utama virus Nipah adalah kelelawar buah dari genus Pteropus. Virus Nipah juga dapat ditransmisikan ke manusia melalui intermediate host yakni dari kelelawar ke hewan lain dan kemudian menular ke manusia.[1,4]
Hingga saat ini, intermediate host yang terbukti mentransmisikan virus ke manusia adalah babi. Selain pada babi, virus Nipah juga teridentifikasi pada kuda, anjing, kucing, dan kambing secara serologis.[13]
Transmisi dapat pula terjadi akibat mengkonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Sedangkan transmisi antar-manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus Nipah atau cairan tubuh yakni droplets, urin, dan darah pasien yang terinfeksi.[1,2,8,9]
Di fasilitas kesehatan, transmisi antar-manusia dapat terjadi dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke penunggu pasien/penjenguk pasien, atau dari pasien ke pasien lain. Pasien terinfeksi virus Nipah dengan gejala respirasi lebih beresiko mentransmisikan virus antar-manusia.[1,2,8,9]