Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik general_alomedika 2023-07-04T15:30:34+07:00 2023-07-04T15:30:34+07:00
Lupus Eritematosus Sistemik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pasien lupus eritematosus sistemik (LES) atau systemic lupus eritematosus adalah menggunakan hydroxychloroquine dan kortikosteroid seperti prednison. Terapi memiliki tujuan mencapai remisi atau aktivitas penyakit yang rendah, serta mencegah terjadinya flare dan komplikasi pada organ.[1,5]

Hydroxychloroquine

Hydroxychloroquine direkomendasikan pada semua pasien lupus dengan dosis tidak melebihi 5 mg/kg berat badan sebenarnya untuk menghindari toksisitas retina. Skrining retina disarankan pada tahun pertama dan setelah 5 tahun penggunaan obat. Pada pasien yang sudah mengalami remisi jangka panjang, dosis dapat diturunkan tetapi efikasi dari strategi ini masih diperdebatkan.[12]

Kortikosteroid Sistemik

Telah banyak studi yang menunjukkan bahwa kortikosteroid dapat meredakan gejala dengan cepat. Meski demikian, tujuan jangka menengah hingga jangka panjang dari penggunaan kortikosteroid adalah untuk menghentikan penggunaan kortikosteroid oral atau meminimalkan dosis harian menjadi setara prednison ≤7,5 mg/hari.

Terapi kortikosteroid jangka panjang memiliki berbagai efek merugikan, termasuk penurunan densitas tulang, peningkatan berat badan, edema, acne, gangguan perdarahan, dan mood swing hingga depresi. Risiko meningkat secara substansial pada dosis terus menerus di atas 7,5 mg/hari.

Pada kasus dimana pasien mengalami serangan akut yang mengancam organ, dapat digunakan methylprednisolone intravena dosis tinggi, sekitar 250-1000 mg/hari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis diturunkan tapering secara cepat hingga ≤7,5 mg/hari atau dihentikan, tergantung pada riwayat klinis masing-masing pasien.[12]

Obat Imunosupresan

Penggunaan agen imunosupresan dilaporkan dapat memfasilitasi kebutuhan kortikosteroid yang lebih sedikit atau penurunan dosis yang lebih cepat dan dapat mencegah flare. Agen imunosupresan yang digunakan tergantung pada manifestasi penyakit, usia pasien, fertilitas, masalah keamanan, dan biaya.[1,5,12]

Methotrexate dan Azathioprine

Methotrexate (MTX) dan azathioprine (AZA) perlu dipertimbangkan pada pasien dengan kontrol gejala yang buruk meskipun telah menggunakan kortikosteroid dan hydroxychloroquine. Methotrexate banyak dilaporkan lebih efektif dibandingkan azathioprine, tetapi azathioprine lebih aman bagi pasien yang masih mempertimbangkan kehamilan.

Dosis methotrexate yang disarankan pada terapi awal adalah 7,5–15 mg/minggu dan pada terapi pemeliharaan adalah 10 mg/minggu. Dosis azathioprine adalah 1-3 mg/kg/hari per oral.[1,5,12]

Mycophenolate Mofetil

Pilihan lainnya adalah mycophenolate mofetil (MMF) yang telah dilaporkan efektif untuk lupus ginjal dan non-ginjal kecuali pasien dengan manifestasi neuropsikiatri. Obat dapat digunakan dalam dosis 2-3 gram/hari selama 6 bulan dilanjutkan 1-2 gram/hari.[1,5,12]

Siklofosfamid

Siklofosfamid (CYC) dapat dipertimbangkan pada penyakit yang mengancam organ, terutama ginjal, kardiopulmoner, atau neuropsikiatri. Obat ini hanya digunakan sebagai terapi penyelamatan pada manifestasi organ non-utama yang sulit disembuhkan. Siklofosfamid memiliki efek gonadotoksik, sehingga harus digunakan dengan hati-hati pada wanita dan pria usia subur.[1,5,12]

Agen Biologi

Terdapat beberapa bukti ilmiah yang mendukung efikasi agen biologi pada kasus lupus eritematosus sistemik. Belimumab dapat dipertimbangkan pada kasus lupus dengan manifestari ekstrarenal dengan kontrol yang tidak memadai, yakni aktivitas penyakit sedang atau flare yang sering. Belimumab digunakan secara kombinasi dengan hydroxychloroquine, prednisone, dengan atau tanpa imunosupresan.

Di sisi lain, penggunaan rituximab banyak menuai kontroversi karena beberapa uji klinis menunjukkan hasil negatif terkait efikasinya. Obat ini dapat dipertimbangkan pada pasien dengan manifestasi renal atau ekstrarenal berat yang refrakter terhadap agen imunosupresan lain dan belimumab, atau pada pasien dengan kontraindikasi terhadap obat-obat tersebut.[1,5,12]

Terapi Keluhan Kulit

Kortikosteroid topikal dapat diberikan pada pasien lupus yang mengalami keluhan pada area kulit. Jika lesi terdapat di area kulit yang tipis, seperti wajah, dapat digunakan kortikosteroid potensi rendah, seperti flusinolon asetonid 0,01% atau hydrocortisone butirat 1% dua kali sehari.

Pada area badan dan ekstremitas, dapat digunakan kortikosteroid potensi sedang seperti triamcinolone asetonid atau betamethasone valerat dua kali sehari. Pada daerah kulit tebal, seperti kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki, dapat digunakan kortikosteroid potensi tinggi seperti clobetasol proprionat dua kali sehari.[1,5]

Terapi Gangguan Neuropsikiatri

Pada pasien yang menunjukkan gejala neuropsikiatri, dokter perlu mengevaluasi kemungkinan penyebab lain, termasuk infeksi dan keganasan. Pada gangguan neuropsikiatri akibat lupus, pendekatan terapi bergantung pada mekanisme yang mendasari, apakah inflamasi ataukah iskemia.

Pada kasus inflamasi, terapi yang dapat digunakan adalah kortikosteroid sistemik dan agen imunosupresan. Pada kasus iskemia, diberikan agen antikoagulan atau antitrombotik, dengan ataupun tanpa obat imunosupresan.[12]

Terapi Gangguan Hematologi

Kebanyakan kasus lupus dengan manifestasi hematologi memerlukan pengobatan antiinflamasi. Pengobatan lini pertama untuk lupus trombositopenia yang signifikan (hitung trombosit di bawah 30.000/mm3) adalah pemberian kortikosteroid dosis sedang-tinggi yang dikombinasikan dengan azathioprine, methotrexate, atau mycophenolate mofetil.

Kortikosteroid yang bisa digunakan adalah methylprednisolone intravena dalam terapi denyut selama 1-3 hari. Immunoglobulin intravena (IVIG) dapat dipertimbangkan pada fase akut, kasus dengan respons yang tidak memadai terhadap kortikosteroid dosis tinggi, atau untuk menghindari komplikasi infeksi terkait kortikosteroid.

Pengobatan trombositopenia biasanya memerlukan waktu lama dan sering mengalami kekambuhan. Rituximab dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak respon terhadap terapi awal di atas. Agonis trombopoietin atau splenektomi merupakan pilihan terapi terakhir. Di sisi lain, leukopenia autoimun sering terjadi pada lupus tetapi jarang memerlukan pengobatan.[12]

Terapi Gangguan Ginjal

Pasien dengan risiko tinggi mengalami keterlibatan ginjal memerlukan pengawasan ketat fungsi ginjal, setidaknya setiap 3 bulan. Mycophenolate mofetil dan siklofosfamid merupakan agen pilihan awal untuk penanganan pasien dengan gangguan ginjal. Siklofosfamid sebaiknya digunakan dalam dosis rendah karena memiliki kemanjuran yang sebanding dan risiko gonadotoksisitas yang lebih rendah. Dosis tinggi bisa dipertimbangkan pada kasus gangguan ginjal yang berat.[12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Della Puspita Sari

Referensi

1. Justiz Vaillant AA, Goyal A, Varacallo M. Systemic Lupus Erythematosus. 2023 Feb 27. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan–. PMID: 30571026.
5. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia: Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. 2019.
12. Fanouriakis A, Kostopoulou M, Alunno A, Aringer M, Bajema I, Boletis JN, Cervera R, Doria A, Gordon C, Govoni M, Houssiau F, Jayne D, Kouloumas M, Kuhn A, Larsen JL, Lerstrøm K, Moroni G, Mosca M, Schneider M, Smolen JS, Svenungsson E, Tesar V, Tincani A, Troldborg A, van Vollenhoven R, Wenzel J, Bertsias G, Boumpas DT. 2019 update of the EULAR recommendations for the management of systemic lupus erythematosus. Ann Rheum Dis. 2019 Jun;78(6):736-745. doi: 10.1136/annrheumdis-2019-215089. Epub 2019 Mar 29. PMID: 30926722.

Diagnosis Lupus Eritematosus Sis...
Prognosis Lupus Eritematosus Sis...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Juni 2024, 00:17
Gatal disertai kemerahan pada wajah dan leher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien perempuan, usia 15thn dengan keluhan gatal disertai kemerahan pada wajah dan leher yg sdh dialami >1bln. Untuk daerah wajah...
Anonymous
Dibalas 21 Februari 2024, 10:33
Ruam kemerahan di tangan dan badan setelah mandi atau berkeringat
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya,Saya mendapat px mengeluh muncul bercak kemerahan spt di gambar setelah mandi/setelah berkeringat. Pasien mengatakan beberapa saat...
dr. Nabilah salsabila
Dibalas 30 November 2023, 19:25
Bengkak pada kedua sendi pergelangan kaki dan tangan
Oleh: dr. Nabilah salsabila
5 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi dok. Pasien laki-laki, usia 20 tahun, dengan keluhan bengkak pada kedua sendi pergelangan kaki dan sendi MCP, PIP kanan dan kiri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.