Prognosis Lupus Eritematosus Sistemik
Dari segi prognosis, pasien lupus eritematosus sistemik (LES) atau systemic lupus eritematosus memiliki angka kesintasan 10 tahun pertama 85-90%. Pasien dengan lupus eritematosus sistemik bisa mengalami flare dan komplikasi multiorgan yang sulit dikendalikan. Komplikasi juga bisa berasal dari terapi yang harus dikonsumsi jangka panjang.[1,4-6]
Komplikasi
Komplikasi lupus eritematosus sistemik bisa timbul akibat perjalanan penyakit maupun akibat dari terapi.
Komplikasi Akibat Perjalanan Penyakit
Komplikasi akibat perjalanan penyakit lupus eritematosus sistemik mencakup meningkatnya risiko aterosklerosis, penyakit ginjal tahap akhir, defisiensi neurologis, maupun kebutaan sekunder. Komplikasi kulit, seperti lupus diskoid, kerusakan kulit permanen, dan alopesia juga dapat terjadi.
Pasien dengan lupus juga lebih sering mengalami ansietas dan depresi. Komplikasi berhubungan dengan kehamilan mencakup kematian janin, preeklampsia, eklamsia, kelainan jantung bawaan, dan lupus neonatal juga telah dilaporkan.[1,4]
Komplikasi Akibat Terapi
Akibat terapi, pasien lupus menjadi imunokompromis yang menyebabkan risiko tinggi mengalami infeksi berat dan oportunistik. Selain itu, terapi kortikosteroid jangka panjang pada pasien lupus sering menyebabkan osteoporosis yang tidak terdeteksi yang dapat menyebabkan fraktur patologis.
Selain itu, komplikasi akibat kortikosteroid lainnya adalah nekrosis avaskular, glaukoma, katarak, peningkatan berat badan, dan diabetes melitus tidak terkontrol. Penggunaan kortikosteroid dosis tinggi juga dapat menyebabkan psikosis akut.
Penggunaan hydroxychloroquine jangka panjang dapat menyebabkan makulopati dan retinopati yang ireversibel. Siklofosfamid dihubungkan dengan komplikasi sistitis interstitial dan kanker kandung kemih.[1,4]
Prognosis
Tingkat kesintasan pasien lupus dilaporkan sebesar 85-90% saat 10 tahun awal. Meski begitu, tingkat kesintasan ini dilaporkan di negara maju dengan teknologi kedokteran dan akses pelayanan medis yang lebih baik. Belum ada data kesintasan lupus eritematosus sistemik di Indonesia.
Penyebab mortalitas paling sering adalah penyakit kardiovaskular, infeksi, dan penyakit ginjal. Selain itu, faktor prognosis buruk adalah adanya gangguan pada ginjal, jenis kelamin pria, usia muda atau lansia, status sosioekonomi rendah, sindrom antibodi antifosfolipid, dan derajat aktivitas penyakit yang tinggi.[1,5,6,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Della Puspita Sari