Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Atresia Intestinal general_alomedika 2023-07-04T09:22:58+07:00 2023-07-04T09:22:58+07:00
Atresia Intestinal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Atresia Intestinal

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Penatalaksanaan atresia intestinal yang utama adalah pembedahan. Terapi suportif yang penting adalah mengistirahatkan saluran pencernaan dengan puasa, pemasangan selang nasogastrik untuk dekompresi, resusitasi cairan, dan pemberian antibiotik spektrum luas pada kasus perforasi atau ditemuinya tanda infeksi.

Selain itu, manajemen pasca operatif juga penting dilakukan dimana hidrasi intravena dan dekompresi tetap dilanjutkan. Selama perawatan, pasien dirawat di ruangan neonatal intensive care unit (NICU) dalam inkubator untuk termoregulasi dan mencegah hipotermia.

Terapi Suportif dan Persiapan Pembedahan

Setelah diagnosis ditegakkan, terapi suportif dan persiapan pembedahan dilakukan untuk mencegah atau mengoreksi hipotermia, hipovolemia, hipoglikemia, dan hipoksemia.

Tata laksana meliputi pemantauan tanda-tanda vital, terutama suhu karena neonatus rentan terhadap hipotermia. Selain itu pasien juga dipuasakan dan dilakukan pemasangan selang nasogastrik dan orogastrik untuk dekompresi dan mencegah aspirasi.

Suction jalan napas berkala juga dilakukan dan bila terdapat indikasi, maka neonatus dapat dilakukan intubasi. Pemasangan jalur intravena (jalur umbilikal dihindari karena meningkatkan risiko infeksi dan letaknya berdekatan dengan insisi) juga dilakukan sebagai akses untuk koreksi gangguan elektrolit dan terapi resusitasi cairan dengan 10-20 cc/kgBB cairan ringer laktat pada pasien untuk mencegah dehidrasi.

Pemasangan akses intravena juga dilakukan untuk pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin, golongan darah, glukosa darah, bilirubin, dan elektrolit. Pada pasien, pemasangan kateter urine dan pemantauan urine output dengan target 1-2 mL/kgBB/jam.

Terapi suportif juga meliputi pemberian vitamin K intramuskular dan antibiotik spektrum luas intravena.[1,5,6]

Pembedahan

Tata laksana definitif atresia intestinal berupa pembedahan, yang ditentukan oleh letak dan tipe atresia.

Atresia Duodenal

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka dengan sayatan supraumbilikal transversal atau laparoskopik. Prosedur standar pada atresia duodenal tipe interrupted adalah duodenoduodenostomi diamond-shaped, sedangkan pada tipe membranous adalah eksisi membran yang mengobstruksi lumen. Selain itu, seluruh bagian usus perlu dievaluasi untuk memeriksa adanya atresia lainnya.[5,6]

Atresia Jejunoileal

Pembedahan dilakukan secara terbuka dengan sayatan supraumbilikal transversal, yang dapat dilihat pada Gambar 3. Dilakukan eksplorasi manual pada sepanjang usus untuk memeriksa adanya kelainan penyerta seperti atresia lain, stenosis, dan/atau malrotasi. Kemudian, larutan garam fisiologis diinjeksikan pada usus bagian distal hingga kolon untuk memastikan patensi usus.[3]

Gambar 3. Teknik anastomosis pada atresia jejunoileal. A) Panah biru menunjukkan garis insisi pada segmen usus proksimal yang berdilatasi, garis hitam menunjukkan insisi tegak lurus dengan usus. B) Panah hitam menunjukkan segmen proksimal setelah insisi. C) Ujung segmen proksimal dan distal setelah insisi. Sumber: Openi, 2016

Gambar 3. Teknik Anastomosis pada Atresia Jejunoileal. Keterangan: A) Panah biru menunjukkan garis insisi pada segmen usus proksimal yang berdilatasi, garis hitam menunjukkan insisi tegak lurus dengan usus. B) Panah hitam menunjukkan segmen proksimal setelah insisi. C) Ujung segmen proksimal dan distal setelah insisi. Sumber: Openi, 2016.

Setelah memastikan patensi seluruh bagian usus, rekonstruksi dapat dimulai. Secara umum, rekonstruksi usus dilakukan dengan anastomosis end-to-end atau end-to-side. Segmen usus yang berdilatasi direseksi karena rentan mengalami dismotilitas berat.[3,5]

Gambar 4. Teknik anastomosis pada atresia jejunoileal. A) Diagram menunjukkan jahitan matras horizontal untuk menyatukan kedua segmen. B) Setelah anastomosis lapisan posterior. C) Gambaran usus setelah anastomosis (jarak antar jahitan pada segmen proksimal lebih lebar). D) Setelah anastomosis selesai. Sumber: Openi, 2016

Gambar 4. Teknik Anastomosis pada Atresia Jejunoileal. Keterangan: A) Diagram menunjukkan jahitan matras horizontal untuk menyatukan kedua segmen. B) Setelah anastomosis lapisan posterior. C) Gambaran usus setelah anastomosis (jarak antar jahitan pada segmen proksimal lebih lebar). D) Setelah anastomosis selesai. Sumber: Openi, 2016.

Atresia Kolon

Umumnya pembedahan dilakukan secara bertahap untuk menghindari perforasi kolon akibat distensi berlebihan. Prosedur awal adalah reseksi bagian yang bermasalah dan kolostomi, lalu prosedur berikutnya dilakukan 6-8 minggu kemudian, berupa anastomosis ileokolik atau kolokolik.[3,17]

Manajemen Pasca Pembedahan

Setelah pembedahan, pasien dirawat di NICU untuk perawatan lebih intensif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen pasca pembedahan adalah sebagai berikut:

  • Pemantauan tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan urine output

  • Termoregulasi dengan inkubator
  • Output lambung dipantau ketat dan gantikan volume yang hilang

  • Bolus cairan ringer laktat 10-20 ml/kgBB jika diperlukan untuk mempertahankan urine output 1-2 mL/kgBB/jam
  • Transfusi darah jika diperlukan
  • Pemantauan glukosa darah, hemoglobin, elektrolit, dan bilirubin
  • Fototerapi untuk mencegah kernicterus

  • Pemberian antibiotik hingga 5 hari pasca pembedahan[1]

Asupan nutrisi enteral dimulai secara bertahap setelah muncul tanda-tanda peristaltik seperti output cairan lambung sedikit dan jernih, abdomen teraba lembut, serta flatus atau defekasi.[1]

Rata-rata dibutuhkan waktu 5-7 hari hingga beberapa bulan sampai pasien dapat menerima asupan nutrisi enteral secara penuh. Jika kembalinya fungsi usus diprediksi  lambat, pasien wajib mendapatkan nutrisi parenteral total (TPN). Penyapihan dari TPN dilakukan secara progresif ketika fungsi usus kembali normal.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Medscape. Small Intestinal Atresia and Stenosis. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/939258-overview#showall
3. Medscape. Intestinal Atresia, Stenosis, and Webs. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/940615-overview#showall
5. Flynn-O’Brien KT, Rice-Townsend S, Ledbetter DJ. Structural Anomalies of the Gastrointestinal Tract, in Avery’s Diseases of The Newborn, 2018, 10th ed. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/intestine-atresia
6. Kimura K, Loening-Baucke V. Bilious Vomiting in the Newborn: Rapid Diagnosis of Intestinal Obstruction. Am Fam Physician. 2000;61(9):2791-2798. https://www.aafp.org/afp/2000/0501/p2791.html
17. Medscape. Atresia, Stenosis, and Other Obstruction of the Colon Workup. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/934014-workup#showall

Diagnosis Atresia Intestinal
Prognosis Atresia Intestinal
Diskusi Terbaru
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 2 jam yang lalu
Ayo Cukupkan SKP Anda Sekarang!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
1 Balasan
Kepada sejawat dokter pengguna Alomedika,Sudahkah Anda mencukupkan SKP (Satuan Kredit Profesi) untuk perpanjang SIP?Yuk, maksimalkan kesempatan ini...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 9 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Peran Kalsium untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan - Selasa, 3 Juni 2025, pukul 09.30-11.00 WIB
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Daftar segera "Peran Kalsium untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan" - webinar Alomedika ber-SKP Kemkes melalui link ini:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.