Prognosis Atresia Intestinal
Prognosis atresia intestinal umumnya baik selama ditangani dengan segera, tidak ada kelainan penyerta yang serius, dan tidak terjadi komplikasi pasca pembedahan. Manajemen persiapan dan pasca pembedahan adalah kunci untuk prognosis yang baik.
Komplikasi
Komplikasi dapat timbul akibat penyakit sendiri atau pasca pembedahan. Berikut adalah komplikasi atresia intestinal:
- Alkalosis metabolik dengan hipokalemia dan hipokloremia akibat kehilangan cairan yang bersifat menyerupai asam lambung pada obstruksi proksimal
- Asidosis metabolik akibat kehilangan cairan isotonis pada obstruksi distal
- Gangguan neurologis akibat dehidrasi
- Mekonium peritonitis akibat ekstravasasi mekonium ke rongga peritoneum pada proses terjadinya atresia jejunoileal
- Torsio, nekrosis, atau perforasi pada segmen usus proksimal lesi yang mengalami dilatasi berlebihan[1,6]
Sementara itu, komplikasi jangka pendek yang dapat timbul pasca pembedahan adalah kebocoran anastomosis, cedera saluran bilier, sepsis. Pada jangka panjang, komplikasi pasca pembedahan yang dapat terjadi berupa gangguan motilitas intestinal, ulkus peptikum akibat refluks cairan duodenum yang bersifat alkali, obstruksi rekuren, short-bowel syndrome, gangguan hepar akibat pemberian total parenteral nutrition (TPN) berkepanjangan.[1,3]
Prognosis
Tingkat overall survival (OS) termasuk bayi prematur umumnya mencapai 90% dengan mortalitas akibat operasi <1%. Prognosis atresia intestinal ditentukan oleh jenis atresia, kelainan penyerta, dan komplikasi pasca pembedahan.
Prognosis memburuk pada atresia multipel, atresia tipe apple-peel, serta atresia duodenal yang disertai komorbid lain seperti penyakit jantung bawaan. Selain itu, reseksi usus berlebihan, prematuritas, dan berat lahir di bawah 2 kilogram juga dapat memperburuk prognosis.[3,4,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja