Patofisiologi Micrognathia
Patofisiologi micrognathia atau mikrognatia dimulai saat embriogenesis. Mandibula berkembang dari area arkus faring pertama. Proses ini membutuhkan interaksi dan fusi beberapa elemen embrio yang serasi, baik dalam mandibula maupun dengan sel neural crest lain. Proses yang sangat panjang dan kompleks ini rentan mengalami gangguan molekular, genetik, maupun lingkungan.[1,3]
Embriogenesis Mandibula dan Gangguan yang Menimbulkan Micrognathia
Kegagalan perkembangan yang dapat menyebabkan hipoplasia mandibula terjadi di antara minggu ke-7 hingga ke-11 kehamilan. Proses ini dimulai dari kondensasi jaringan mesenkim lateral dari kartilago Meckel kemudian berkembang melalui pembentukan tulang intramembran.[1,6]
Osifikasi dimulai pada minggu ke-6. Kondilus mandibula berkembang sebagai kartilago sekunder independen sekitar minggu ke-10, lalu mengalami osifikasi endokondral dan berartikulasi dengan tengkorak membentuk sendi temporomandibular.[1,6]
Mandibula bertumbuh ke arah bawah (inferior) dan depan (anterior). Pertumbuhan ini terjadi melalui resorpsi tulang dari permukaan anterior ramus dengan aposisi tulang sepanjang permukaan posterior mandibula. Pertumbuhan ini terjadi bersamaan dengan pertumbuhan kondilus.[1]
Micrognathia diduga dapat menjadi faktor penyebab cleft palate pada fetus hewan. Mandibula yang lebih kecil atau terletak lebih posterior menyebabkan perkembangan lidah yang abnormal atau malposisi, sehingga palatum tidak mampu berfusi. Proses ini juga dijumpai pada Pierre-Robin sequence pada manusia.[2]
Kejadian Micrognathia yang Terisolasi
Micrognathia terisolasi (tanpa abnormalitas lain) sering kali merupakan deformasi yang disebabkan oleh pengaruh kekuatan intrauterin terhadap mandibula. Karena penyebab kondisi ini adalah molding intrauterin, pertumbuhan mandibula diharapkan dapat menyusul setelah kelahiran (catch-up growth), terutama dalam 12 bulan pertama.[5,6]
Selain itu, pada anak dengan micrognathia terisolasi, sistem neuromotor berkembang sehingga meningkatkan koordinasi otot parafaringeal dan lidah. Semua hal ini dapat membantu memperbaiki masalah jalan napas dan kesulitan makan. Karena itu, kasus micrognathia terisolasi dan nonsindromik dapat bertumbuh dan menghasilkan resolusi spontan.[7]
Pada anak dengan micrognathia terisolasi, perbaikan klinis biasanya terlihat setelah 3 bulan pertama. Bahkan, dengan catch-up growth parsial, profil anak biasanya hampir normal pada usia 4–6 tahun tanpa tata laksana.[5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur