Diagnosis Intususepsi
Diagnosis intususepsi atau intussusception ditegakkan dengan adanya nyeri abdomen akut, gejala obstruksi intestinal, dan tanda invaginasi usus pada pencitraan. Pencitraan yang terutama disarankan adalah USG abdomen atau enema dengan kontras.[4,9]
Anamnesis
Gejala yang timbul pada pasien intususepsi dapat bervariasi, tetapi mayoritas pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen akut dan gejala obstruksi intestinal. Pada anak, manifestasi dapat berupa nyeri abdomen kolik disertai iritabilitas. Semakin berat nyeri, anak tampak semakin letargis. Pasien juga bisa menunjukkan gejala lain seperti mual, currant jelly stool, dan distensi abdomen.[4]
Pada pasien dewasa, umumnya gejala tidak berupa trias intususepsi (nyeri abdomen, massa abdomen yang teraba, dan feses berdarah). Gejala yang muncul lebih ke arah ileus obstruktif, yaitu berupa mual, muntah, obstipasi, dan kembung.[4]
Pemeriksaan Fisik
Pada 60% kasus intususepsi pada pasien anak, dokter mungkin menemukan massa berbentuk seperti sosis di kuadran kanan atas abdomen atau di regio epigastrik. Massa ini lebih mudah dipalpasi di interval antar spasme kolik, yaitu ketika bayi berada dalam keadaan tenang.[1,7,9]
Dokter juga mungkin menemukan rasa kosong pada kuadran kanan bawah abdomen, yang disebut sebagai Dance sign. Temuan lain adalah distensi abdomen, nyeri tekan, dan penurunan atau hilangnya bising usus.[1,7,9]
Diagnosis Banding
Karena manifestasi klinis intususepsi sering kali variabel, penyakit ini dapat didiagnosis banding dengan penyebab nyeri abdomen lainnya.
Appendicitis
Diagnosis banding intususepsi yang pertama adalah appendicitis. Pada appendicitis, tidak ditemukan perdarahan pada tinja. Gejala nyeri perut akut ditemukan berupa nyeri yang bermigrasi dari periumbilikalis ke kuadran kanan bawah. Pemeriksaan penunjang berupa USG akan membantu membedakan appendicitis dengan intususepsi.[10]
Gastroenteritis
Pasien gastroenteritis memiliki gejala muntah yang biasanya berhubungan dengan anoreksia, demam, lesu, dan diare. Perdarahan pada dubur juga tidak ditemukan kecuali jika organisme penyebab gastroenteritis bersifat invasif seperti Salmonella atau Shigella. Pada pemeriksaan USG, tidak ditemukan kelainan.[10]
Stenosis Pilorus
Diagnosis banding berikutnya adalah stenosis pilorus yang dapat terjadi pada bayi usia 3–6 minggu. Stenosis pilorus memiliki gejala klinis berupa muntah proyektil yang biasa terjadi setelah makan. Palpasi dapat menemukan massa pada perut bagian atas. USG abdomen dapat menemukan saluran pilorus dengan panjang >17 mm dan ketebalan otot pilorus >4 mm.[10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan pada kasus intususepsi adalah USG. Selain itu, opsi yang lain adalah enema dengan kontras.
USG
USG memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang mendekati 100% untuk mendiagnosis intususepsi. Pemeriksaan ini juga mudah digunakan untuk skrining. Temuan khas pada USG pasien intususepsi adalah target sign, doughnut sign, atau crescent-in-doughnut sign pada transverse plane, serta pseudokidney sign pada longitudinal plane.[4]
Enema dengan Kontras
USG adalah pilihan alat diagnostik yang direkomendasikan. Namun, apabila hasil USG meragukan, penggunaan enema dengan kontras dapat dipertimbangkan.[4]
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen memiliki nilai diagnostik yang terbatas. Akurasi diagnostik foto polos abdomen untuk kasus intususepsi dilaporkan hanya sekitar 40%. Temuan pada foto polos adalah opasitas massa jaringan lunak di dekat kolon dan gambaran udara intralumen pada fossa iliaka kanan.[4,9,11]
CT Scan
CT scan dapat dipertimbangkan pada kasus di mana kemungkinan intususepsi tidak jelas tetapi tidak dapat disingkirkan dari diagnosis, kasus intususepsi usus kecil, adanya kecurigaan penyakit yang mendasari, atau pasien dengan gejala atipikal.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur