Edukasi dan Promosi Kesehatan Perforasi Intestinal
Pasien dengan perforasi intestinal atau perforasi usus harus dijelaskan mengenai penyakit, kondisi pasien, dan tindakan yang akan dilakukan. Sehingga pasien lebih siap apabila tindakan operasi harus dilakukan.[1,2]
Edukasi Pasien
Pasien harus diberikan pemahaman mengenai penyakit dan tindakan terapi yang akan dilakukan, dan komplikasi yang dapat terjadi.
Edukasi Sebelum Operasi
Pasien diberikan pemahaman mengenai kondisi pasien dan kondisi penyakitnya saat ini. Ada beberapa faktor risiko pada pasien yang dapat digunakan untuk menilai kemungkinan prognosis pada pasien seperti usia dan penyakit komorbid.
Pasien juga diberi edukasi mengenai persiapan sebelum operasi, seperti puasa selama minimal 8 jam untuk pengosongan saluran cerna, pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, pemeriksaan albumin, pemeriksaan fungsi ginjal), dan penilaian status kardiopulmonal untuk menilai risiko operasi dan prognosis setelah operasi.[12,13]
Edukasi Setelah Operasi
Setelah operasi, pasien juga diberikan pemahaman mengenai pemberian obat antinyeri, mobilisasi dan program rehabilitasi, serta upaya untuk hidup sehat. Pasien diberikan pemahaman mengenai upaya yang dapat membantu mengembalikan kualitas hidup pasien seperti sebelumnya.
Jenis prosedur dan tindakan operasi bergantung pada kondisi pasien dan pilihan yang dilakukan oleh dokter bedah yang akan melakukan tindakan, termasuk pemasangan ileostomi. Apabila dilakukan pemasangan ileostomi, pasien diberikan edukasi mengenai cara merawat dan membersihkan, pasien juga diberitahu mengenai pola makan yaitu dengan mengonsumsi makanan lunak, minum lebih banyak, dan larangan untuk memijat area dengan ileostomi.[2,5,20]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Perforasi intestinal dapat dicegah dengan menjaga kesehatan sistem pencernaan, dengan mencegah terjadinya obstruksi, seperti mengonsumsi makanan tinggi serat, mendapat cairan yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Pada pasien dengan keganasan terutama pada pasien yang mendapatkan imunoterapi, pasien harus dievaluasi mengenai keluhan nyeri perut terutama bila disertai demam dan tanda-tanda perforasi lainnya.[1,15]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja