Patofisiologi Perforasi Intestinal
Patofisiologi perforasi intestinal atau perforasi usus diawali dengan adanya celah atau lubang pada dinding intestinal yang menyebabkan berpindahnya isi lumen usus ke dalam rongga abdomen. Kondisi tersebut akan menyebabkan munculnya bakteri pada rongga peritoneum dan menstimulasi keluarnya sel-sel inflamasi akut. Omentum dan organ visera yang ada disekitar intestinal yang mengalami inflamasi, akan melokalisir daerah tersebut agar tidak terjadi penyebaran.[1,2]
Perforasi yang menembus rongga peritoneum akan menyebabkan peritonitis. Pada kasus peritonitis terjadi proliferasi bakterial, edema jaringan, dan dalam waktu singkat terjadi eksudasi cairan. Cairan dalam rongga peritoneal menjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein, sel darah putih, debris seluler, dan darah. Apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan bakteremia dan sepsis, mengakibatkan kegagalan multi organ, syok, hingga mengancam nyawa.[1,2]
Terdapat 4 mekanisme yang dapat menyebabkan terjadinya perforasi usus, yaitu proses iskemia, infeksi, erosi, atau trauma.[1,2]
Proses Iskemia
Iskemia dinding usus diawali dengan adanya obstruksi usus yang menekan pembuluh darah usus. Obstruksi usus dapat terjadi karena adanya hernia strangulata, tumor, benda asing, atau perlengketan setelah operasi. Kondisi obstruksi usus akan menyebabkan distensi usus dan penurunan perfusi pada usus, sehingga terjadi iskemia, nekrosis, dan perforasi dinding usus. Iskemia juga dapat terjadi akibat emboli dalam pembuluh darah, terutama pada pasien dengan riwayat merokok, penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.[1,2]
Proses Infeksi
Penyebab infeksi yang paling sering menyebabkan perforasi intestinal adalah apendisitis dan divertikulitis. Kedua kondisi diduga disebabkan oleh feses yang terjebak pada ujung saluran usus, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen, statis, dan abses lokal. Penyebab inflamasi lainnya seperti Crohn’s disease dan kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan terjadinya perforasi dinding usus.[1,2]
Proses Erosi
Tumor atau keganasan pada saluran pencernaan dapat menyebabkan terjadinya perforasi dinding usus. Adenokarsinoma pada stadium lanjut dapat menginvasi ke dalam lapisan intestinal dan kemudian menimbulkan perforasi.[1,2]
Proses Trauma
Trauma mekanik dapat menyebabkan terbentuknya lubang atau defek pada usus. Terutama trauma penetrasi, tetapi dapat pula disebabkan oleh trauma tumpul pada abdomen.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja