Prognosis Perforasi Intestinal
Prognosis pasien dengan perforasi intestinal atau perforasi usus tergantung pada beberapa faktor, seperti usia, penyakit komorbid, etiologi, status gizi, dan terapi yang diberikan. Prognosis dapat menjadi buruk apabila tindakan operasi tidak dilakukan, dan adanya risiko infeksi juga dapat memperberat komplikasi.[1,2,5]
Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh perforasi intestinal bergantung pada proses perjalanan penyakit dan terapi yang diberikan. Pemberian cairan intravena dan pemberian antibiotik sejak awal dapat menurunkan penyebaran infeksi. Komplikasi yang terjadi dapat diakibatkan dari perforasi intestinal yang tidak diobati, dan komplikasi yang terjadi setelah operasi.[1,2]
Komplikasi akibat perforasi intestinal yang tidak diobati adalah peritonitis, sepsis, syok sepsis, hingga kematian. Sedangkan komplikasi yang bisa muncul setelah operasi di antaranya infeksi, perdarahan saluran cerna, perlengketan, kebocoran anastomosis, atau hernia. Risiko lainnya adalah komplikasi kardiopulmonal selama dan setelah operasi, tromboemboli, dan pemakaian ventilator jangka panjang.[1,2,5]
Prognosis
Terdapat beragam faktor yang dapat mempengaruhi prognosis pasien perforasi intestinal, seperti usia, penyakit komorbid, penyebab utama terjadinya perforasi, kondisi malnutrisi, dan terapi yang diberikan. Pada pasien yang tidak bisa dilakukan tindakan operasi, prognosis dapat menjadi lebih buruk karena operasi merupakan tindakan pilihan yang paling dibutuhkan.[1,2]
Morbiditas pada pasien yang tidak melakukan operasi juga menjadi lebih tinggi, termasuk infeksi intraabdomen yang meluas. Komplikasi kardiopulmonal dan tromboemboli lebih tinggi pada pasien usia lanjut, seiring dengan menurunnya kualitas hidup.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja