Panduan e-Prescription Dermatitis Seboroik
Panduan e-prescription pada dermatitis seboroik ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Dermatitis seboroik merupakan inflamasi kronis kulit yang ditandai dengan papuloskuamosa pada area yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas, serta lipatan-lipatan tubuh (ketiak, lipatan paha, lipatan di bawah payudara).[1-3]
Tanda dan Gejala
Dermatitis Seboroik pada bayi ditandai dengan kulit bersisik kekuningan yang berminyak pada kulit kepala. Jarang disertai dengan keluhan gatal. Pada gejala yang berat, didapatkan cradle cap, yaitu krusta kotor dan berbau yang menutupi seluruh kepala.
Pada orang dewasa, gejalanya adalah lesi kemerahan yang bersisik dan berminyak pada area predileksi disertai rasa gatal. Krusta yang menempel pada kulit menandakan bahwa gejalanya tergolong berat[2-5]
Peringatan
Pada bayi, segera rujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika telah terdapat eritroderma atau penyakit Leiner (eritema dan skuama di seluruh tubuh disertai gejala-gejala seperti demam, anemia, diare, gagal tumbuh)[3,6]
Hindari penggunaan kortikosteroid jangka panjang pada bayi dan anak-anak serta hindari penggunaannya di area mata. Kortikosteroid dengan potensi yang lebih kuat dari hidrokortison dikontraindikasikan pada bayi berusia kurang dari 1 tahun.[7]
Hindari penggunaan kortikosteroid jangka panjang di area wajah karena dapat menimbulkan bekas yang tidak hilang.[7]
Medikamentosa
Medikamentosa dermatitis seboroik dibedakan menjadi dewasa dan bayi.
Terapi Dermatitis Seboroik pada Pasien Dewasa
Terapi dermatitis pada dewasa dibedakan sesuai dengan lokasi anatomis dan dari penyakit.
Tabel 1. Manajemen Topikal pada Dewasa
Gejala Ringan | Gejala Sedang-Berat | |
Daerah Scalp | Lini 1:
Lini 2: Pilih salah satu dari terapi di bawah ini:
| Kombinasi dari dua terapi di bawah ini:
Pengobatan dilakukan selama 4 minggu. Jika keluhan tidak membaik, rujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin [3-5] |
Daerah Nonscalp | Lini 1: Krim Ketoconazole 2% 2 kali sehari selama 4 minggu Lini 2: Kombinasi dua terapi di bawah ini:
Pengobatan dilakukan selama 2 minggu. Jika keluhan membaik, lanjutkan terapi selama 2 minggu lagi. Jika keluhan tidak membaik, rujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin. | Kombinasi dari dua terapi di bawah ini:
Pengobatan dilakukan selama 2 minggu. Jika keluhan membaik, lanjutkan terapi selama 2 minggu lagi. Jika keluhan tidak membaik, rujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin. |
Sumber: dr. Nindy, 2021.[3,5]
Terapi Dermatitis Seboroik pada Pasien Bayi
Terapi dermatitis pada bayi dibedakan sesuai dengan lokasi anatomis dari penyakit.
Tabel 2. Manajemen Topikal pada Bayi
Pilihan Terapi | Daerah Non Scalp | Daerah Scalp |
Lini pertama | Pilih salah satu dari terapi di bawah ini:
| Pilih salah satu udari terapi di bawah ini:
|
Lini kedua | Krim Hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7 hari. | Krim Hidrokortison 1% 1 kali sehari selama 7 hari
|
Sumber: dr. Nindy, 2021.[3,4]
Pemberian pada Ibu Hamil
Berdasarkan FDA, kortikosteroid termasuk obat kategori C, tetapi beberapa studi tidak menemukan adanya korelasi antara penggunaan kortikosteroid topikal berpotensi rendah hingga sedang dengan kelainan kongenital, persalinan preterm, maupun kematian janin.
Akan tetapi, penggunaan kortikosteroid berpotensi tinggi meningkatkan risiko pertumbuhan janin yang terhambat. Oleh sebab itu, penggunaan kortikosteroid potensi rendah – sedang pada ibu hamil lebih diutamakan dibandingkan dengan penggunaan kortikosteroid potensi tinggi.[8-10]
Antifungi termasuk obat kategori C, tetapi penggunaannya secara topikal dianggap aman karena penyerapannya yang minimal.[8]
Ditulis oleh: dr. Nindy Adhilah