Edukasi dan Promosi Kesehatan Dermatitis Stasis
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dermatitis stasis meliputi perawatan kulit yang tepat, kepatuhan terhadap rencana terapi yang sudah disepakati bersama tenaga medis, serta tanda dan gejala perburukan yang perlu tata laksana segera. Promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dermatitis stasis yaitu promosi pola hidup sehat yang meliputi olahraga, menjaga berat badan, dan hindari pola hidup sedenter.[2,5]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien meliputi perawatan kulit yang tepat, kepatuhan terhadap rencana terapi yang sudah disepakati, serta tanda dan gejala perburukan yang perlu tata laksana segera. Perawatan kulit yang tepat meliputi penggunaan pembersih yang non-sabun dan pelembab yang ringan dan lembut. Hal ini dapat mengurangi keluhan gatal dan mencegah kulit kering.[2]
Kepatuhan pasien terhadap tata laksana terutama terapi mekanis merupakan salah satu penyulit dalam tata laksana dermatitis stasis. Pasien perlu memahami dengan baik fungsi dan tujuan terapi mekanis yang diberikan oleh tenaga medis. Pasien juga harus diberitahu bahwa terapi mekanis harus tetap dilakukan meskipun gejala membaik.[2,5]
Pasien perlu memahami tanda dan gejala awal perburukan maupun efek samping dari terapi yang mungkin terjadi. Perburukan gejala yang sudah ada maupun munculnya gejala baru memerlukan observasi dari tenaga medis untuk mengevaluasi perjalanan penyakit.[2,5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dermatitis stasis sangat berkaitan erat dengan etiologi dan faktor risikonya. Individu dengan pola hidup sehat (memiliki pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal) dilaporkan lebih mungkin terhindar dari risiko hipertensi vena akibat refluks vena.[2,4]
Pola makan seimbang bisa memengaruhi berat badan dan mengurangi obesitas. Berat badan yang ideal dapat menurunkan beban stres pada tungkai bawah. Selain itu, diet rendah garam dapat menurunkan risiko retensi cairan pada tungkai bawah. Rutin bergerak dan menghindari pola hidup sedenter dapat meningkatkan kontraktilitas otot betis dan membantu darah kembali ke jantung.[4]