Diagnosis Ingrown nails
Diagnosis ingrown nails ditegakkan secara klinis dengan menilai adanya penekanan lempeng kuku pada kulit yang menimbulkan radang atau infeksi. Pemeriksaan penunjang jarang bermanfaat dalam penegakan diagnosis.
Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri atau bau tidak sedap pada area sekitar kuku. Pada pemeriksaan fisik bisa tampak edema, eritema, serta granulasi atau hipertrofi jika kondisi sudah sering berulang.[3,5]
Anamnesis
Pasien dengan ingrown nails hampir selalu datang dengan keluhan nyeri pada jari yang terkena. Nyeri yang timbul bisa dari tingkat ringan di mana pasien hanya mengeluhkan gangguan saat berjalan sampai tingkat berat di mana pasien kesulitan untuk beraktivitas fisik rutin. Proses inflamasi yang lama dapat menyebabkan luka mengeluarkan pus, sehingga pasien juga mengeluhkan nanah atau bau tidak sedap pada kaki yang terkena.[1,2,4]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik akan tampak tanda-tanda inflamasi pada jari yang terkena. Tanda yang muncul akan berbeda dan semakin berat pada tiap tahap perjalanan penyakit. Perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi 4 tahap:
- Tahap pertama ditandai dengan adanya eritema, edema ringan dan nyeri pada jari yang terkena
- Tahap kedua ditandai dengan produksi pus dan terbentuknya abses
- Tahap ketiga ditandai dengan terbentuknya jaringan granulasi pada jari yang terkena
- Tahap keempat ditandai dengan terbentuknya jaringan hipertrofi yang menutupi tepi dari nail plate sehingga menyebabkan deformitas dari bentuk kuku
Tahap ketiga dan keempat akan memburuk semakin sering berulangnya kondisi. Selain itu, jika ingrown nails tidak ditangani dengan adekuat, pada pemeriksaan fisik bisa tampak tanda komplikasi seperti paronikia dan selulitis.[2.3]
Diagnosis Banding
Diagnosis ingrown nails biasanya cukup jelas. Meski demikian, beberapa kondisi perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding dari ingrown nails.[1,2]
Subungual Exostosis
Subungual exostosis merupakan pertumbuhan berlebih dari tulang jempol yang sehat atau kartilago yang kalsifikasi. Sama dengan ingrown nails, gejala yang paling umum adalah nyeri. Tanda awal dari subungual exostosis adalah permukaan dorsal dari phalang distal akan tampak lebih tinggi yang lama kelamaan akan terus tumbuh hingga menekan dan merusak nail plate.[7]
Onikomikosis
Onikomikosis merupakan infeksi jamur pada kuku jari yang dapat melibatkan nail bed, nail plate, maupun matriksnya. Ciri khas dari onikomikosis adalah perubahan bentuk dan warna dari kuku yang bergantung dari subtipenya. Gambaran klinis bisa sangat mirip dengan ingrown nails, tetapi onikomikosis akan menunjukkan adanya jamur pada pemeriksaan kerokan kuku.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ingrown nails jarang dilakukan. Umumnya diagnosis sudah bisa ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mendetail. Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada penyakit penyerta yang bisa menjadi faktor risiko atau apabila dicurigai ada diagnosis lain.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium umumnya tidak perlu dilakukan pada pasien dengan ingrown nails. Pemeriksaan darah rutin hanya diperlukan bila pada pemeriksaan didapatkan tanda komplikasi seperti selulitis. Pemeriksaan kerokan KOH atau kultur jamur juga bisa dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding onikomikosis.[1,5,8]
Pencitraan
Apabila pada pemeriksaan fisik didapatkan nodul subungual, maka dapat dilakukan rontgen untuk menyingkirkan adanya subungual exostosis. Subungual exostosis akan tampak sebagai proliferasi tulang di bawah kuku pada rontgen.
Selain itu, rontgen juga dapat dilakukan bila dicurigai ada fraktur, benda asing, ataupun osteomyelitis.[2,5,7]