Diagnosis Milia
Diagnosis milia bisa dengan mudah dikenali secara klinis, yakni dengan gambaran papul berbentuk kubah, diameter 1-2 mm berwarna putih mutiara. Lesi milia paling sering ditemukan di area wajah. Pada kebanyakan kasus, milia tidak menimbulkan gejala apapun selain bintil yang mungkin mengganggu secara kosmetik.[2,6]
Anamnesis
Milia jarang menimbulkan keluhan, misalnya nyeri. Pada kebanyakan kasus, gambaran milia adalah bintil kecil berbentuk kubah berwarna putih mutiara.[2-5]
Milia Primer
Pada bayi baru lahir, milia biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya dalam 1 bulan pertama kehidupan. Pada bayi prematur, milia dapat baru muncul beberapa minggu setelah lahir.
Milia primer umumnya ditemukan di wajah, terutama hidung pada bayi. Pada beberapa kasus, juga dapat ditemukan pada mukosa (Epstein pearls) dan langit-langit (Bohn nodules). Milia primer juga telah diamati terjadi dalam distribusi linier di sepanjang hidung dan di sekitar areola.[2-5]
Milia Sekunder
Milia sekunder dapat terjadi pada segala usia, baik anak-anak hingga dewasa. Pada kasus milia sekunder, dokter perlu mengidentifikasi kemungkinan penyebab timbulnya milia.
Milia sekunder dapat berhubungan dengan penyakit kulit bulosa, seperti pemfigus bulosa, epidermolisis bullosa, liken planus, dan porfiria tarda. Obat yang bisa menyebabkan milia adalah steroid topikal kronis, seperti dexamethasone atau clobetasol topikal, hidrokuinon, obat antiinflamasi nonsteroid, dan inhibitor tirosin kinase. Milia terkait trauma misalnya akibat dermabrasi, radioterapi, luka bakar, ataupun setelah pembuatan tato.[2,3,5,6]
Milia Eruptif
Milia eruptif multipel muncul secara tiba-tiba dan tersebar luas pada area tubuh dalam beberapa minggu atau bulan. Beberapa milia erupsi terjadi secara sporadis, tetapi milia eruptif multipel juga dapat diwariskan secara dominan autosomal tanpa anomali jelas lainnya atau dikaitkan dengan genodermatosis tertentu, seperti sindrom Bazex-Dupré-Christol, sindrom Brooke-Spiegler, pachyonychia kongenital tipe 2, dan sindrom basal cell nevus.[2,5]
Pemeriksaan Fisik
Lesi milia berbentuk seragam, berwarna putih mutiara sampai kekuningan, lesi superfisial berbentuk kubah berukuran diameter 1-2 mm.[2,3,5,6]
Predileksi Milia Primer
Lesi milia primer memiliki predileksi pada wajah, terutama di pipi, hidung, daerah periorbital, dan telinga. Milia primer jinak pada anak dan dewasa dapat muncul secara spontan. Distribusi pada anak-anak dan orang dewasa dari jenis milia ini memiliki predileksi pada kelopak mata, pipi, dahi, dan area genitalia.[2,5]
Predileksi Milia Sekunder
Lesi milia sekunder akan muncul sesuai lokasi dermatosis atau cedera kulit yang menyebabkan timbulnya milia.[2,3,5,6]
Milia Eruptif Multipel
Milia eruptif multipel bisa muncul tersebar luas pada bagian tubuh. Lesi muncul tiba-tiba selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan.[2,5]
Milia en Plaque
Milia multiple dengan dasar eritematosa dan edematosa disebut milia en plaque. Sebagian besar kasus ditemukan pada pasien wanita paruh baya. Milia en plaque bermanifestasi sebagai plak berukuran hingga beberapa sentimeter, di kepala dan leher. Plak dapat ditemukan di daerah postaurikular, baik unilateral atau bilateral, serta pada pipi, submandibula, dan pinna.[2,3,5,6]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding dari milia adalah acne vulgaris, syringioma, dan trichoepithelioma.[2,5,7-9]
Acne Vulgaris
Gambaran milia mungkin mirip dengan acne komedonal. Pada acne vulgaris, gambaran lesi bersifat polimorfik, mulai dari komedo, papul inflamasi, pustul, dan nodul. Predileksi acne vulgaris biasanya mempengaruhi area kulit dengan populasi folikel sebasea yang banyak seperti pada wajah, dada bagian atas, punggung.[2,7]
Syringioma
Syringoma merupakan papul berwarna kulit atau kekuningan, umumnya kecil berdiameter kurang dari 3mm. Syringoma biasanya ditemukan multipel, dan terkadang berkelompok, dengan distribusi simetris.
Predileksi syringoma terbatas pada bagian atas pipi dan kelopak mata bawah. Syringoma erupsi biasanya muncul sebagai papula hiperpigmentasi di dada, batang penis, atau vulva.[5,8]
Trichoepithelioma
Trichoepithelioma tampak sebagai lesi bulat, berwarna kulit, papula atau nodul yang berdiameter 2-8 mm. Predileksi pada lipatan nasolabial, hidung, dahi, bibir atas, dan kulit kepala. 50% lesi terjadi pada wajah dan kulit kepala. Trichoepitelioma merupakan penyakit familial autosomal dominan.[5,9]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk menegakan diagnosis milia. Pemeriksaan penunjang akan bermanfaat untuk investigasi penyakit yang mendasari pada kasus milia sekunder.
Histopatologi
Biopsi kulit dapat bermanfaat jika diagnosis milia diragukan atau untuk menyingkirkan musinosis folikular dan trichoepitheliomata multipel.
Pemeriksaan histopatologi pada milia kongenital primer akan menunjukan gambaran kista kecil folikel rambut vellus yang muncul pada tingkat saluran sebasea dan mengandung dinding beberapa lapisan epitel skuamosa bertingkat tebal dengan lapisan sel granular dan di tengahnya mengandung zat keratin seperti pada kista epidermoid.
Sementara itu, lesi milia sekunder memiliki karakteristik histologi yang sama dengan lesi milia primer. Baik milia primer maupun sekunder juga dapat berasal dari struktur epitel, termasuk bagian dari aparatus pilosebasea dan kelenjar ekrin, seperti epidermis, folikel rambut, saluran sebasea, atau saluran keringat.[2,3,6]