Epidemiologi Milia
Data epidemiologi menunjukkan bahwa milia primer merupakan jenis milia yang paling sering ditemukan. Milia primer bisa dianggap sebagai varian normal pada bayi karena ditemukan pada separuh bayi baru lahir.[5]
Global
Milia kongenital primer dapat ditemukan pada 40-50% bayi baru lahir, kejadiannya sangat sering ditemukan sehingga bisa dianggap kejadian yang wajar dan dapat hilang dengan sendirinya dalam satu bulan pertama kehidupan. Milia dapat terjadi pada semua usia, namun angka kejadian paling sering ditemukan pada neonatus dengan milia kongenital.
Milia multipel eruptif dan milia en plaque merupakan jenis milia yang jarang ditemukan. Jenis milia ini lebih banyak ditemukan pada wanita.[1-6]
Indonesia
Hingga saat ini, belum ada data epidemiologi milia di Indonesia.
Mortalitas
Milia tidak berkaitan dengan mortalitas. Milia primer kongenital dapat mengalami resolusi spontan. Meski demikian, milia sekunder dapat terus berlangsung dan mengganggu secara kosmetik jika tidak dilakukan penanganan. Misalnya, pada milia sekunder akibat penggunaan dexamethasone atau clobetasol secara kronik, milia bisa terus berlangsung jika obat tidak dihentikan.[2,5]