Etiologi Milia
Etiologi milia primer adalah kelainan kongenital yang bermanifestasi saat lahir. Milia sekunder disebabkan oleh penyakit, penggunaan obat-obatan, atau trauma.[2-5]
Milia Primer
Milia primer merupakan jenis milia yang paling umum ditemukan. Pada bayi prematur, milia primer dapat bermanifestasi beberapa minggu setelah lahir.
Milia primer bisa bersifat kongenital, ataupun muncul sebagai tumor jinak pada anak dan dewasa. Milia primer juga bisa muncul akibat genodermatosis, seperti sindrom Bazex-Dupré-Christol, sindrom Brooke-Spiegler, pachyonychia kongenital tipe 2, dan sindrom basal cell nevus.[2,4]
Milia Sekunder
Milia sekunder dapat ditemukan pada anak maupun orang dewasa. Milia sekunder terkait penyakit dapat berhubungan dengan penyakit kulit bulosa, seperti pemfigus bulosa, epidermolisis bullosa, liken planus, dan porfiria tarda.
Milia sekunder terkait penggunaan obat bisa muncul akibat penggunaan steroid topikal kronis, misalnya dexamethasone atau clobetasol topikal. Obat lain yang bisa menyebabkan milia adalah hidrokuinon, obat antiinflamasi nonsteroid, dan inhibitor tirosin kinase.
Milia sekunder terkait trauma bisa muncul setelah tindakan dermabrasi, radioterapi, luka bakar, ataupun setelah pembuatan tato.[1-3]
Faktor Risiko
Faktor risiko milia primer adalah adanya genodermatosis, seperti sindrom Bazex-Dupré-Christol, sindrom Brooke-Spiegler, dan sindrom basal cell nevus.
Faktor risiko milia sekunder adalah adanya penyakit kulit bulosa, konsumsi steroid topikal secara kronis, serta trauma pada kulit.[1-4]