Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Moluskum Kontagiosum general_alomedika 2022-11-29T17:08:13+07:00 2022-11-29T17:08:13+07:00
Moluskum Kontagiosum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Moluskum Kontagiosum

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Penatalaksanaan moluskum kontagiosum pada individu imunokompeten sangat jarang diperlukan karena penyakit bersifat self-limiting dan dapat mengalami resolusi spontan dalam waktu 6-12 bulan. Tinjauan Cochrane tahun 2017 menyatakan bahwa tata laksana tidak diperlukan, dan bukti ilmiah terkait intervensi destruktif dan agen topikal masih sangat rendah.[1,2,5,7,13,15]

Tata laksana moluskum kontagiosum biasanya hanya diberikan pada pasien dewasa yang aktif secara seksual untuk mencegah penularan penyakit lebih luas dan pada pasien imunokompromais seperti pasien HIV agar dapat menekan progresi keparahan penyakit. Terkadang tata laksana dilakukan atas permintaan pasien karena alasan kosmetik.[1,2,5,7,13,15]

Terapi Mekanis

Tata laksana mekanis adalah tata laksana lini pertama moluskum kontagiosum. Metode destruktif yang dapat digunakan adalah dengan kuret, cryotherapy, atau laser. Kuret merupakan metode yang paling efektif pada lesi dengan jumlah sedikit pada satu daerah anatomis.[1,2,5]

Penggunaannya tidak disarankan pada penderita imunokompromais karena luka akibat tindakan dapat menimbulkan infeksi sekunder, dan meningkatkan risiko penyebaran lesi ke seluruh tubuh. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri, pigmentasi kulit, dan eritema.[1,2,5]

Terapi Kimiawi

Semua agen topikal kimia bertujuan untuk merangsang reaksi inflamasi sehingga mempercepat resolusi. Studi mengenai efikasi agen topikal kimia pada moluskum kontagiosum masih sedikit sehingga penggunaannya perlu menimbang kelebihan dan kekurangannya, terutama efek samping yang ditimbulkan.[2,5,14]

Kantaridin

Pada anak-anak yang takut dengan tindakan kuret atau nyeri yang dihasilkan, agen topikal kimia seperti kantaridin 0,9% dapat digunakan. Pengolesan kantaridin pada lesi bertujuan membentuk lepuhan yang akan menghilangkan lesi.[2,5,17]

Kantaridin dioleskan pada pada lesi selama 4 jam kemudian dibilas dan salep antibiotik dioleskan pada lesi untuk mencegah infeksi sekunder. Terapi ini dapat diulang setelah 3-4 minggu bila lesi masih bertahan. Aplikasi kantaridin dilakukan oleh dokter.[2,5,17]

Efek samping yang dapat terjadi adalah nyeri ringan, rasa terbakar, lepuhan, hiperpigmentasi dan hipopigmentasi pascainflamasi.[2,5,17]

Podophyllin

Podophyllin merupakan agen antimitotik yang tersedia dalam bentuk resin 10%-25% dan krim 0,3% atau 0,5%. Podophyllin dapat dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari pertama dan diobservasi dalam 1 minggu pemakaian. Bila lesi belum hilang, terapi dengan frekuensi pengolesan yang sama dilanjutkan selama 3 minggu.[1,2,5]

Podophyllin tidak boleh diberikan pada anak-anak dan dikontraindikasikan pada wanita hamil. Efek samping yang dapat terjadi adalah eritema, rasa terbakar, gatal, dan erosi.[1,2,5]

Lainnya

Selain kantaridin dan podophyllin, agen topikal kimia lain yang dapat digunakan adalah krim asam retinoid 0,5%, krim benzoil peroksida (BPO) 10%, larutan kalium hidroksida (KOH) 5-10%, gel asam salisilat 12%, fenol 10%, dan asam trikloroasetat 10%.[1,5,13]

Penggunaan krim retinoid seperti  dan BPO dilakukan 2 kali sehari selama 4 minggu, tetapi modalitas ini dapat menimbulkan dermatitis ringan. Penggunaan larutan KOH sendiri dengan konsentrasi 10% dilaporkan menimbulkan efek serius pada penelitian sementara pada konsentrasi rendah dapat menimbulkan depigmentasi.[1,5,13]

Asam salisilat merupakan agen keratolitik yang sering digunakan pada tata laksana moluskum kontagiosum namun dilaporkan menimbulkan efek samping seperti iritasi lokal dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai pembersihan lesi.[1,2,5]

Modulator Imun

Modulator imun merangsang respons imun terhadap infeksi molluscum contagiosum virus (MCV). Imiquimod merupakan imunomodulator topikal yang bekerja dengan menstimulasi sistem imun adaptif dan innate sehingga menyebabkan pelepasan sitokin dan meningkatkan maturasi sel Langerhans. Imiquimod 5% tersedia dalam bentuk krim yang dioleskan selama 8 jam per hari sebanyak 3-5 kali per minggu dengan durasi pemberian hingga 16 minggu.[1,2,13]

Selain imiquimod, zat lain yang termasuk dalam modulator sistem imun dan dapat digunakan untuk penatalaksanaan moluskum kontagiosum, antara lain tretinoin, interferon alfa atau beta, dan simetidin.[1,2,13]

Antivirus

Antivirus diberikan pada pasien imunokompromais dengan lesi besar dan sulit diterapi dengan regimen lainnya. Antivirus yang banyak digunakan adalah cidofovir yang bekerja sebagai analog deoksisitidin monofosfat. Cidofovir tersedia dalam bentuk krim dengan konsentrasi 1% dan 3%, serta cairan intravena, namun pemberian intravena berisiko menimbulkan efek nefrotoksisitas.[1]

Krim cidofovir 3% diberikan 1 kali setiap hari, 5 hari per minggu selama total 8 minggu. Jika digunakan cidofovir 1% dapat diberikan 1 kali per hari, selama 5 hari per minggu, dengan lama pemberian 2 minggu, dan diulangi setelah 1 bulan jika perlu.[1]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Meza-Romero R, Navarrete-Dechent C, Downey C. Molluscum contagiosum: an update and review of new perspectives in etiology, diagnosis, and treatment. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2019;12:373-381.
2. Isaacs SN. Molluscum contagiosum. Uptodate. 2022.
5. Robinson G, Townsend S, Jahnke MN. Molluscum contagiosum: review and update on clinical presentation, diagnosis, risk, prevention, and treatment. Curr Derm Rep. 2020;9:83–92.
7. Gualdi G, Pascalucci C, Panarese F, Prignano F, Giuliani F, Verga E, et al. Molluscum contagiosum in pediatric patients: to treat or not to treat? Could a personalized imiquimod regimen be the answer to the dilemma?, J Dermatol Treat. 2022;33(1):443-8.
13. S Edwards, MJ Boffa, M Janier, P Calzavara-Pinton, C Rovati, CM Slavastru, et al. 2020 European guideline on the management of genital molluscum contagiosum. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2020;35(1):17-26.
14. van der Wouden JC, van der Sande R, Kruithof EJ, Sollie A, van Suijlekom‐Smit LWA, Koning S. Interventions for cutaneous molluscum contagiosum. Cochrane Database of Systematic Reviews 2017, Issue 5. Art. No.: CD004767. DOI: 10.1002/14651858.CD004767.pub4.
15. Bhatia AC. What is the pathogenesis and disease progression of molluscum contagiosum infection?. Medscape. 2020.
17. Ogilvie-Turner K, Goldma RD. Cantharidin for molluscum contagiosum. Can Fam Physician. 2020;66(6):419-20.

Diagnosis Moluskum Kontagiosum
Prognosis Moluskum Kontagiosum
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 16 April 2025, 11:12
Apakah ini termasuk diagnosis Moluskum Kontagiosum
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, maaf mau tanya. Akhir2 ini banyak anak di tempat saya bekerja, datang dengan keluhan muncul bintil-bintil kecil yang banyak pada kaki dan tangan...
Anonymous
Dibalas 26 Agustus 2024, 13:37
Apakah ini moluskum kontangiosum?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Anak usia 5 thun dtg dgn kluhan bintik d leher n d badan.. kdang gatal tp tdak sakit??Mohon diskusi nya dok tuk diagnosa n tatalaksana nyaaTerimakash
Anonymous
Dibalas 19 Agustus 2024, 22:52
Anak usia 4 tahun dengan tonjolan di kulit sejak 1 tahun lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hallo dok, izin bertanya. Pasien anak usia 4 th dngan keluhan benjolan d daerah dada sudah 1 tahun, beberapa bulan terakhir bertambah besar dan banyak, tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.