Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Skrofuloderma general_alomedika 2023-06-21T10:39:08+07:00 2023-06-21T10:39:08+07:00
Skrofuloderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Skrofuloderma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Skrofuloderma (scrofuloderma) atau tuberculosis colliquativa cutis adalah penyakit tuberkulosis kulit akibat infeksi kronis bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Skrofuloderma adalah jenis tuberkulosis kutis yang paling sering ditemukan, terutama pada anak-anak dan orang tua.[1-3]

Lesi yang muncul berupa nodul (1 atau multipel), tidak nyeri, dan pertumbuhan lesi biasanya sifatnya lambat. Lesi lama kelamaan bisa membentuk ulkus pada permukaan nodul, hingga akhirnya terbentuk fistula atau sinus yang mengeluarkan materi atau cairan serosa, purulen, atau kaseosa. Lesi dari skrofuloderma paling sering muncul di area servikal, aksila, inguinal, preaurikula, postaurikula, submandibula, atau oksipital.[1-3]

Sumber Gambar: Mohammad, Wikimedia Commons, 2018. Sumber Gambar: Mohammad, Wikimedia Commons, 2018.

Untuk mendiagnosis skrofuloderma perlu kejelian dan ketelitian dalam menilai lesi, hal ini karena lesi yang muncul pada kasus skrofuloderma bisa mirip dengan lesi-lesi infeksi kulit lain. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis mencakup pemeriksaan histopatologi, tes tuberkulin, kultur jaringan, dan polymerase chain reaction (PCR).[4]

Respon positif terhadap pengobatan tuberkulosis (TB) juga dapat membantu menegakkan diagnosis. Tata laksana skrofuloderma sama seperti tata laksana infeksi tuberkulosis pada umumnya, yaitu dengan pemberian obat antituberkulosis (OAT) tahap intensif dan tahap lanjutan.[1,4]

Pada tahap intensif, pengobatan menggunakan 4 regimen, yaitu isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol yang diberikan selama 2 bulan. Fase lanjutan menggunakan 2 regimen, yakni isoniazid dan rifampicin yang diberikan selama 4 bulan.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Ganesan A, Kumar G. Scrofuloderma: a rare cutaneous manifestation of tuberculosis. J Indian Acad Oral Med Radiol. 2017; 29(3): 223-26.
2. Santos JB, Figueiredo AR, et al. Cutaneous tuberculosis: epidemiologic, etiopathogenic and clinical aspects - part I. An Bras Dermatol. 2014;89(2):219-228.
3. Mello RB, Vale ECSD, Baeta IGR. Scrofuloderma: a diagnostic challenge. An Bras Dermatol. 2019;94(1):102-104.
4. Gunawan H, Achdiat PA, et al. Various cutaneous tuberculosis with rare clinical manifestations: a case series. Int J Mycobacteriol. 2018; 7(3): 288-91

Patofisiologi Skrofuloderma

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.