Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Skrofuloderma general_alomedika 2023-06-21T10:48:51+07:00 2023-06-21T10:48:51+07:00
Skrofuloderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Skrofuloderma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pasien skrofuloderma atau scrofuloderma mencakup penjelasan bahwa skrofuloderma adalah penyakit yang bisa disembuhkan, walaupun konsumsi obat membutuhkan waktu yang lama dan disiplin. Sampaikan pula efek samping yang bisa timbul dan pentingnya vaksinasi tuberkulosis.[8]

Edukasi Pasien

Edukasi pada skrofuloderma sangat penting agar pasien mengikuti program pengobatan hingga tuntas dan dinyatakan sembuh. Sampaikan pada pasien bahwa obat harus diminum sesuai jadwal dan terapi akan membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan.

Pemutusan terapi yang tidak sesuai anjuran dokter akan meningkatkan risiko komplikasi dan resistensi bakteri. Sampaikan pula pada pasien kemungkinan efek samping yang bisa ditimbulkan obat antituberkulosis (OAT) dan berbagai cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya.

Alangkah baiknya edukasi bukan ditujukan pada pasien saja melainkan juga kepada keluarga terdekat. Keluarga juga bisa dianjurkan sebagai pengawas menelan obat (PMO). Tugas dari PMO adalah memastikan pasien menelan atau minum obat secara teratur sesuai jadwal sampai waktu yang ditentukan.[8]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan vaksinasi BCG pada anak-anak saat usia 0 bulan. Pencegahan lain mencakup menjaga kebersihan diri, edukasi etika batuk dan bersin, membangun rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik, serta menjaga pola hidup sehat dan menghindari merokok atau konsumsi alkohol yang dapat meningkatkan risiko skrofuloderma.

Untuk keluarga yang tinggal serumah dengan pasien yang sudah terdiagnosis skrofuloderma atau tuberkulosis pada umumnya, lakukan edukasi untuk mencegah penularan. Sebaiknya pasien tidak menggunakan peralatan makan bersama dengan keluarga. Tempatkan pasien di kamar sendiri dengan ventilasi yang baik dan pencahayaan yang baik. Segera periksakan diri ke dokter apabila ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.[4,8]

Vaksinasi

Vaksinasi yang dipilih sebagai salah satu upaya dalam pencegahan dan pengendalian penyakit akibat infeksi tuberkulosis adalah vaksin Bacillus Calmette- Guerin atau vaksin BCG.[15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. Gunawan H, Achdiat PA, et al. Various cutaneous tuberculosis with rare clinical manifestations: a case series. Int J Mycobacteriol. 2018; 7(3): 288-91
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
15. Okafor CN, Rewane A, Momodu II. Bacillus Calmette Guerin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538185/

Prognosis Skrofuloderma

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.