Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Skrofuloderma general_alomedika 2023-06-21T10:46:46+07:00 2023-06-21T10:46:46+07:00
Skrofuloderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Skrofuloderma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan skrofuloderma atau scrofuloderma dengan pemberian obat antituberkulosis (OAT). Obat-obatan suportif diberikan untuk membantu perbaikan kondisi pasien. Skrofuloderma tidak membutuhkan tindakan pembedahan.[4,8]

Obat Antituberkulosis (OAT)

Antituberkulosis untuk terapi skrofuloderma menggunakan 4 regimen dasar dari terapi tuberkulosis, yaitu rifampicin (R), isoniazid (H), pyrazinamide (Z), dan ethambutol (E). Oleh karena skrofuloderma termasuk dalam kategori tuberkulosis ekstra paru, jenis pengobatannya masuk ke dalam kategori I, yaitu 2HRZE/4(HR)3, sesuai dengan Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia.

Terapi terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap intensif selama 2 bulan dan tahap lanjut selama 4 bulan. Pada tahap intensif, regimen yang digunakan adalah rifampicin, isoniazid, ethambutol, dan pyrazinamide. Sedangkan pada tahap lanjutan, hanya menggunakan rifampisin dan isoniazid.[8]

Penatalaksanaan pada Dewasa

Berikut ini adalah dosis OAT untuk terapi skrofuloderma pada pasien dewasa:

  • Rifampicin: dosis harian 10 mg/kg; dan dosis 3 kali seminggu adalah 10 mg/kg
  • Isoniazid: dosis harian 5 mg/kg; dan dosis 3 kali seminggu adalah 10 mg/kg
  • Pyrazinamide: dosis harian 25 mg/kg; dan dosis 3 kali seminggu adalah 35 mg/kg
  • Ethambutol: dosis harian 15 mg/kg; dan dosis 3 kali seminggu adalah 30 mg/kg

Untuk mempermudah pasien, kini sediaan OAT ada dalam bentuk KDT atau Kombinasi Dosis Tetap. OAT KDT terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam 1 tablet, tersedia dalam 2 sediaan untuk masing-masing tahap dan diberikan sesuai dengan berat badan pasien.[8]

Tabel 1. Dosis Obat Antituberkulosis Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT) Dewasa

Berat Badan (kg)

Tahap Intensif

Setiap hari selama 56 hari

RHZE (150/75/400/275)

Tahap Lanjutan

3 kali seminggu selama 16 minggu

RH (150/150)

30‒37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38‒54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55‒70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT

Sumber: Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia.[8]

Penatalaksanaan pada Anak

Berbeda dengan terapi OAT pada orang dewasa, regimen untuk anak-anak hanya berupa 2RHZ/4RH. OAT diminum setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan. Berikut dosis OAT untuk anak-anak:

  • Rifampicin: 10‒20 mg/kgBB
  • Isoniazid: 5‒15 mg/kgBB
  • Pyrazinamide: 15‒30 mg/kgBB

Sama halnya dengan orang dewasa, untuk memudahkan pemberian OAT maka tersedia pula bentuk OAT KDT. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan mengenai dosis, jumlah tablet yang perlu diminum, yang disesuaikan dengan berat badan anak.[8]

Tabel 2. Dosis Obat Antituberkulosis Kombinasi Dosis Tetap (OAT KDT) Anak

Berat Badan (kg)

Tahap Intensif

Setiap hari selama 2 bulan

RHZ (75/50/150)

Tahap Lanjutan

Setiap hari selama 4 bulan

RH (75/50)

5‒9 kg 1 tablet 1 tablet
10‒14 kg 2 tablet 2 tablet
15‒19 kg 3 tablet 3 tablet
20‒32 kg 4 tablet 4 tablet

Sumber: Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia.[8]

Terapi Suportif

Terapi suportif pada pasien dengan skrofuloderma biasanya berkaitan erat dengan efek samping dari pemberian OAT. Terapi suportif atau terapi tambahan yang diberikan yakni obat-obatan simptomatik untuk meringankan efek samping yang ditimbulkan OAT. Berikut ini adalah contoh efek samping ringan yang bisa diatasi dengan pemberian obat simptomatik:

Tidak Nafsu Makan, Mual, Sakit Perut, dan Urin Berwarna Kemerahan

Efek samping ringan ini disebabkan oleh penggunaan rifampicin. Biasanya tidak perlu diberikan terapi tambahan, hanya perlu edukasi bahwa kondisi tersebut adalah hal yang wajar dialami selama mengkonsumsi rifampicin, dan sebaiknya OAT diminum saat malam hari sebelum pasien tidur atau 2 jam setelah makan.

Nyeri Sendi

Nyeri sendi sering disebabkan oleh pyrazinamide. Jika perlu, kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian aspirin 325‒625 mg setiap 4 jam sekali atau golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, seperti ibuprofen dan diklofenak.

Kesemutan dan Rasa Terbakar di Kaki

Kesemutan dan rasa terbakar di kaki sering disebabkan oleh isoniazid. Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin B6 100 mg, diberikan 1 kali/hari.

Pruritus atau Eksantema Ringan

Pruritus atau eksantema ringan dapat disebabkan oleh isoniazid (INH) atau rifampicin, yang dapat diatasi dengan memberikan obat antihistamin, seperti cetirizine dan loratadine.

Hiperurisemia dan Arthralgia

Hiperurisemia dengan arthralgia disebabkan oleh pyrazinamide. Kondisi ini bisa diatasi dengan menyarankan pasien untuk diet rendah purin, serta pemberian obat allopurinol atau kolkisin sesuai indikasi.[4,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. Gunawan H, Achdiat PA, et al. Various cutaneous tuberculosis with rare clinical manifestations: a case series. Int J Mycobacteriol. 2018; 7(3): 288-91
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.

Diagnosis Skrofuloderma
Prognosis Skrofuloderma

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.