Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Skrofuloderma general_alomedika 2023-06-21T10:42:48+07:00 2023-06-21T10:42:48+07:00
Skrofuloderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Skrofuloderma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Data epidemiologi skrofuloderma atau scrofuloderma secara khusus masih terbatas. Secara global, terdapat 10.400.000 kasus tuberkulosis di seluruh dunia pada tahun 2016. Dari sekian banyak kasus, hanya 10% merupakan kasus TB ekstra paru, dan hanya ~1% dari 10% kasus TB ekstra paru merupakan kasus tuberkulosis kulit seperti skrofuloderma.[2,5]

Global

Secara global, kasus skrofuloderma termasuk jarang ditemukan. Skrofuloderma adalah salah satu jenis tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis ekstra paru mencakup kurang-lebih 10% dari seluruh kasus tuberkulosis, dan tuberkulosis pada kulit diperkirakan ~1% dari seluruh kasus tuberkulosis ekstra paru.[2]

Di Brazil, sejak tahun 2012 hingga 2015, didapatkan sebanyak 10.800 kasus tuberkulosis ekstra paru, 227 di antaranya adalah tuberkulosis kutis.  Perlu diketahui juga bahwa tuberkulosis kutis terbagi lagi menjadi beberapa jenis, dan skrofuloderma adalah salah satunya.[3,7]

Indonesia

Prevalensi skrofuloderma secara spesifik di Indonesia belum ada. Sementara, epidemiologi tuberkulosis di Indonesia menduduki peringkat ke-3 di dunia, yaitu berjumlah 824.000 kasus/tahun. Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia terbanyak pada kelompok usia produktif, terutama usia 25‒34 tahun.[8,9]

Mortalitas

Data spesifik mengenai mortalitas skrofuloderma masih sangat sulit ditemukan. Namun, penyakit tuberkulosis secara umum masih termasuk dalam 10 penyebab kematian tersering di dunia. Di Indonesia sendiri, angka kematian pasien tuberkulosis  sekitar 93.000 per tahun, atau setara dengan 11 kematian/jam.[2,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Santos JB, Figueiredo AR, et al. Cutaneous tuberculosis: epidemiologic, etiopathogenic and clinical aspects - part I. An Bras Dermatol. 2014;89(2):219-228.
3. Mello RB, Vale ECSD, Baeta IGR. Scrofuloderma: a diagnostic challenge. An Bras Dermatol. 2019;94(1):102-104.
5. Herchline TE. Tuberculosis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview#a1
7. Gupta M, Gupta M, Kaur R. Tuberculosis colliquative cutis of the cheek: an extremely uncommon manifestation of primary extrapulmonary tuberculosis. BMJ Case Rep. 2013; bcr2013009058.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Deteksi TBC Capai Rekor Tertinggi di Tahun 2022. Maret 2023. https://www.kemkes.go.id/article/view/23033100001/deteksi-tbc-capai-rekor-tertinggi-di-tahun-2022.html

Etiologi Skrofuloderma
Diagnosis Skrofuloderma

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.