Penatalaksanaan Tinea Kapitis
Penatalaksanaan pada kasus tinea kapitis secara definitif adalah antifungal dengan lini utama griseovulvin per oral, antifungal topikal tidak direkomendasikan sebagai lini pertama dan hanya untuk adjuvan. Penatalaksanaan harus dapat mengurangi keluhan, mencegah terbentuknya jaringan parut, dan mengurangi risiko penularan ke orang lain.[4]
Terapi farmakologis untuk tinea kapitis idealnya diberikan setelah ada konfirmasi keberadaan jamur, baik melalui pemeriksaan mikroskopis langsung atau hasil kultur. Akan tetapi, pada populasi yang memiliki risiko tinggi dan pada area yang memerlukan waktu lama untuk mendapatkan hasil pemeriksaan, terapi dapat diberikan bila gejala klinis mengarah ke tinea kapitis.[1-4]
Antifungal Oral
Protokol terapi antifungal oral disesuaikan dengan pola epidemiologi setempat. Pilihan terapi antifungal oral lini pertama adalah griseofulvin. Bila terdapat hal-hal yang menghambat keberhasilan terapi lini pertama, alternatif lain adalah terbinafine, itraconazole, fluconazole, dan ketoconazole.[4]
Griseofulvin
Griseofulvin merupakan obat fungistatik yang menginhibisi sintesis asam nukleat, menahan pembelahan sel pada metafase, dan menghambat pembentukan dinding sel. Obat ini biasanya diberikan selama 4–6 minggu dan dilaporkan bekerja lebih efektif pada spesies Microsporum.
Dosis untuk dewasa adalah 500 mg/hari (microsize). Data penggunaan pada anak di bawah usia 2 tahun masih terbatas, tetapi dosis pada anak berusia lebih dari 2 tahun adalah 20–25 mg/kgBB/hari (microsize) atau 15–20 mg/kgBB/hari (ultramicrosize).[3,4]
Terbinafine
Terbinafine merupakan allylamine yang bekerja pada membran sel dan bersifat fungisidal. Terbinafine umum diberikan sebagai alternatif griseofulvin dan dilaporkan bekerja lebih baik pada spesies Trichophyton daripada Microsporum.
Dosis diberikan selama 2–8 minggu, yakni 250 mg/hari untuk orang dewasa. Dosis untuk anak-anak dengan berat di bawah 25 kg adalah 125 mg/hari, sedangkan dosis untuk anak dengan berat 25–35 kg adalah 187,5 mg/hari dan dosis untuk anak dengan berat di atas 35 kg adalah 250 mg/hari.[2,4]
Itraconazole
Itraconazole memiliki sifat fungisidal dan fungistatik, tergantung pada konsentrasi obat di jaringan. Aksi utamanya adalah penipisan ergosterol pada membran sel yang kemudian mengganggu permeabilitas membran.
Akan tetapi, itraconazole tidak menjadi terapi lini pertama karena risiko efek samping gagal jantung. Pengecualian dapat diberikan kepada kasus infeksi M. canis yang serius, di mana terbinafine biasanya tidak efektif atau di mana griseofulvin tidak tersedia.[2-4]
Fluconazole
Fluconazole dapat digunakan sebagai alternatif terbinafine, tetapi penggunaannya terbatas karena risiko efek sampingnya.[2,4]
Ketoconazole
Efikasi ketoconazole untuk tinea kapitis dilaporkan lebih lambat bila dibandingkan dengan griseofulvin. Selain itu, risiko hepatotoksisitas menyebabkan ketoconazole tidak menjadi pilihan terapi utama.[4]
Antifungal Topikal
Antifungal topikal pada tinea kapitis tidak direkomendasikan sebagai terapi utama. Antifungal topikal dapat diberikan sebagai adjuvan dan bertujuan untuk mengurangi transmisi spora.
Antifungal topikal biasanya tersedia dalam bentuk shampoo atau krim, contohnya:
- Selenium sulfida 1% atau 2,5%
- Zinc pyrithione 1% atau 2%
- Povidone iodine 2,5%
- Ketoconazole 2% [1,3,4]
Kortikosteroid
Kortikosteroid oral sering diberikan dengan antifungal untuk mengurangi insidensi jaringan parut, alopecia, nyeri, dan pembengkakan pada lesi tipe inflamasi. Regimen oral yang sering digunakan adalah prednison 1–2 mg/kgBB setiap pagi selama satu minggu pertama terapi.
Akan tetapi, studi melaporkan bahwa penggunaan kortikosteroid oral sebagai tambahan terapi bila dibandingkan dengan penggunaan antifungal oral saja tidak mengurangi waktu resolusi penyakit dan tidak menunjukkan keuntungan jangka panjang. British Association of Dermatologist tidak menganjurkan kortikosteroid dalam pedoman tata laksana tinea kapitis mereka.[1,4,12]