Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Tinea Kapitis general_alomedika 2023-02-01T14:19:00+07:00 2023-02-01T14:19:00+07:00
Tinea Kapitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription Alomedika

Patofisiologi Tinea Kapitis

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Patofisiologi tinea kapitis diawali oleh infeksi dermatofita yang dapat menular melalui kontak antar manusia, kontak dengan hewan, atau kontak dengan objek yang sering bersentuhan dengan rambut dan kulit kepala. Contoh objek yang sering menjadi media penularan adalah sisir, topi, tutup kepala, sarung bantal, kasur, dan sofa.[1,3]

Awalnya, dari tempat inokulasi, hifa jamur tumbuh secara sentrifugal pada stratum korneum. Setelah itu, jamur akan bertumbuh ke arah bawah menuju bagian dalam rambut dan menginvasi keratin. Zona yang terinfeksi kemudian meluas ke arah luar seiring dengan bertumbuhnya rambut dan dapat terlihat pada permukaan kulit rambut pada hari ke-12 hingga 14. Rambut yang terinfeksi menjadi rapuh dan tampak patah pada minggu ke-3.[3]

Tipe Invasi Rambut

Pada tinea kapitis, rambut yang dapat terinfeksi tidak hanya di kepala saja tetapi juga jaringan rambut lain pada bulu mata dan alis. Rambut dapat terinfeksi oleh patogen melalui tiga tipe invasi, yaitu tipe endotriks, ektotriks, dan favus.

Pada tipe endotriks, jamur merusak batang rambut tetapi tidak merusak kutikula. Contoh organisme pada tipe endotriks ini adalah Trichophyton tonsurans. Pada tipe ektotriks, jamur merusak bagian luar batang rambut. Contoh organismenya adalah Microsporum canis.

Tipe yang ketiga adalah favus di mana terjadi reaksi inflamasi, pembentukan krusta, dan kerontokan rambut. Contoh organisme yang sering menyebabkan reaksi ini adalah Trichophyton schoenleinii.[1,3]

Faktor yang Memengaruhi Patofisiologi Jamur

Kemampuan jamur untuk menempel pada inang tergantung pada berbagai faktor dari sisi patogen, inang, maupun lingkungan. Infeksi terjadi ketika terbentuk deposit artrospora atau hifa yang viabel pada permukaan jaringan. Kondisi imunosupresi pada inang dapat mempermudah kolonisasi jamur.

Kondisi seperti diabetes mellitus, penggunaan steroid jangka panjang, kanker, penggunaan obat-obatan imunosupresan, dan anemia juga dapat mempermudah kolonisasi jamur pada rambut.

Akan tetapi, fakta menarik yang perlu diperhatikan adalah pada infeksi HIV, risiko kolonisasi dermatofita tidak meningkat karena adanya kompetisi koloni dengan Malassezia.[1,5]

Referensi

1. Al Aboud AM, Crane JS. Tinea Capitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536909/
3. Handler MZ. Tinea Capitis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1091351-overview#a6.
5. Tainwala R, Sharma Y. Pathogenesis of dermatophytoses. Indian J Dermatol. 2011;56(3):259‐261. doi:10.4103/0019-5154.82476

Pendahuluan Tinea Kapitis
Etiologi Tinea Kapitis

Artikel Terkait

  • Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
    Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
  • Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
    Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
  • Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
    Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 20 November 2024, 13:50
Tinea capitis pada bayi berusia 11 bulan?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya dok? Apakah ini tinea capitis? Pasien bayi berumur 11 bulan ,,lesi bersisik ,terkadang suka menggaruk kepala. Sudah saya resepkan clotrimazole...
Anonymous
Dibalas 19 Mei 2024, 16:16
Kulit kepala pitak tertutup plak
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter! X datang dengan keluhan seperti gambar. Plak di daerah kepala tersebut ada sejak kecil, tidak gatal, tidak nyeri, permukaan seperti kerak tebal...
Anonymous
Dibalas 30 Maret 2024, 11:33
Pasien 20 tahun dengan keluhan nyeri pada pitak berkrusta di kepala
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo, izin meminta saran sebaiknya dilakuakan tindakan apa🙏, anemnesa usia 20 tahun, wanita, dengan pitak sejak lahir seperti gambar dibawah ini dengan gejala...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.