Prognosis Tinea Kapitis
Prognosis tinea kapitis umumnya baik dengan terapi definitif seperti griseovulvin yang diberikan saat diagnosis ditetapkan dengan dosis yang tepat. Akan tetapi, bila kasus tidak diterapi atau tidak berhasil diterapi, pasien akan berisiko mengalami kerion.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terapi adalah reinfeksi, insensitivitas organisme, absorbsi obat yang suboptimal, dan ketidakpatuhan pasien mengonsumsi obat.[3,4]
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul adalah terbentuknya kerion, jaringan parut yang menyebabkan alopecia skar, dan infeksi bakterial sekunder yang biasanya terjadi di bawah krusta superfisial.
Selain itu, terdapat fenomena munculnya ruam sekunder, papula, dan folikel kecil di area tubuh lain. Fenomena ini dikenal sebagai reaksi id yang terjadi karena deposit kompleks imun.[1,3,13]
Prognosis
Prognosis tinea kapitis umumnya baik bila kasus diterapi dengan regimen yang tepat sejak dini. Akan tetapi, dapat terjadi kegagalan terapi bila organisme resisten terhadap antifungal, pasien kurang patuh mengonsumsi obat dalam jangka panjang, atau terjadi reinfeksi.
Infeksi oleh T. tonsurans dan spesies Microsporum umumnya bersifat persisten. Infeksi ektotriks biasanya lebih mudah mengalami resolusi daripada infeksi endotriks yang cenderung bersifat kronik.[1,3]
Pasien dan orang-orang di sekitarnya perlu diinformasikan bahwa meskipun sedang menjalani terapi antifungal, jamur masih dapat melepaskan spora dan berisiko menulari orang lain selama beberapa bulan.[1,3]