Penatalaksanaan Psoriasis
Penatalaksanaan psoriasis dapat berupa terapi topikal, fototerapi, terapi sistemik konvensional, maupun terapi agen biologis. Pilihan terapi disesuaikan dengan derajat keparahan psoriasis, yaitu psoriasis derajat ringan, sedang, atau berat. Apabila pasien membutuhkan konseling atau terapi psikologis, dokter juga dapat berkonsultasi dengan bagian terkait.[1,2,32]
Klasifikasi derajat keparahan psoriasis dapat ditinjau kembali di halaman diagnosis. Setelah mengetahui derajat keparahan, dokter dapat memilih opsi terapi yang sesuai. Pengobatan perlu mempertimbangkan komorbiditas, preferensi pasien, dan respons terhadap terapi. Psoriasis area and severity index (PASI) dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan dan evaluasi pengobatan.[2,32]
Terapi Psoriasis Derajat Ringan
Terapi topikal dapat digunakan pada psoriasis ringan. Emolien dan pelembab dapat menjaga barrier kulit dan mempertahankan hidrasi stratum korneum. Pelembab over-the-counter (OTC) seperti petroleum jelly bisa diaplikasikan ke kulit segera setelah pasien mandi. Agen topikal lain yang juga dapat digunakan adalah ditranol, kortikosteroid, analog vitamin D, dan retinoid. Kombinasi beberapa agen topikal dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan efikasi.[2,33]
Fototerapi juga dapat digunakan untuk pasien psoriasis derajat ringan, terutama pada pasien yang tidak merespons terapi topikal. Contohnya adalah fototerapi NB-UVB (narrow-band ultraviolet B), BB-UVB (broad-band ultraviolet B), PUVA (psoralen ultraviolet A), excimer, atau klimatoterapi. Namun, fototerapi tidak aman untuk wanita hamil, ibu menyusui, serta anak-anak.
Setelah pemberian terapi topikal atau fototerapi, evaluasi efek samping berkala setiap 2 minggu. Pada pasien yang menerima terapi topikal, evaluasi respons terapi setelah 4 minggu. Bila respons baik (PASI 75 tercapai), pasien patuh berobat, dan tidak ada efek samping bermakna, terapi topikal bisa dilanjutkan. Bila respons buruk, pertimbangkan penggantian terapi ke fototerapi atau terapi sistemik.
Pada pasien yang menerima fototerapi, evaluasi respons terapi setelah 8 minggu. Bila respons baik (PASI 75 tercapai), pasien patuh berobat, dan tidak ada efek samping bermakna, fototerapi bisa dilanjutkan. Namun, jika respons buruk, pertimbangkan terapi yang lain.[33,37]
Terapi Psoriasis Derajat Sedang-Berat
Terapi pilihan pertama untuk psoriasis derajat sedang adalah terapi topikal dan fototerapi. Namun, jika respons terapi tidak memuaskan, terapi sistemik konvensional maupun terapi dengan agen biologis dapat dipertimbangkan. Pada pasien psoriasis derajat berat, terapi pilihan dapat berupa terapi topikal, fototerapi, maupun terapi sistemik konvensional atau terapi dengan agen biologis.
Terapi dengan UVB atau PUVA direkomendasikan untuk pasien dengan psoriasis sedang hingga berat, serta pada mereka yang menunjukkan respons minimal terhadap terapi topikal. Fototerapi yang ditargetkan dengan laser excimer dapat dilakukan pada pasien dengan body surface area (BSA) <10%. Namun, dokter perlu memperhatikan bahwa fototerapi tidak aman digunakan pada wanita hamil, ibu menyusui, serta anak-anak.[33]
Terapi Sistemik Konvensional
Terapi sistemik konvensional biasanya diberikan untuk pasien psoriasis derajat sedang atau berat. Obat yang menjadi pilihan pertama adalah methotrexate dan cyclosporine. Setelah itu, terapi sistemik konvensional lini kedua bisa berupa sulfasalazin, mikofenolat mofetil, mikofenolat sodium, dan asitretin.[1,2,32,37]
Methotrexate:
Penggunaan obat ini harus diawali skrining lewat anamnesis dan pemeriksaan fisik guna mendeteksi ada tidaknya alkoholisme, gastritis, obesitas, dan infeksi. Selain itu, skrining juga meliputi rontgen toraks, darah perifer lengkap (DPL), enzim hati, fungsi ginjal, urine lengkap, dan tes kehamilan.
Awali dengan dosis uji 5 mg/minggu dan periksa DPL setelah 5 hari. Jika DPL dan enzim hati terlihat abnormal, pertimbangkan terapi lain. Jika normal, methotrexate bisa diberikan 7,5 mg/minggu dan dosisnya ditingkatkan secara bertahap sampai mencapai respons terapi yang baik (maksimal 25 mg/minggu). Pasien juga diberikan asam folat 5 mg/minggu untuk mengurangi efek samping.
Monitor efek samping dengan memeriksa DPL dan enzim hati secara berkala (2–4 minggu). Respons terapi dianggap baik bila PASI 75 tercapai di minggu ke-12 dan tidak ada efek samping bermakna. Jika respons baik, terapi dilanjutkan dengan evaluasi berkala tiap 12 minggu.
Bila respons buruk, pertimbangkan pergantian ke cyclosporine atau fototerapi. Bila ada riwayat gagal atau ada kontraindikasi terhadap kedua terapi tersebut, berikan agen biologis.[37]
Cyclosporine:
Sebelum terapi, lakukan skrining penyakit kardiometabolik, keganasan, gangguan saraf, infeksi, dan kelainan tekanan darah. Lalu, periksa darah perifer lengkap (DPL), enzim hati, fungsi ginjal, profil lipid, tes kehamilan, dan urine lengkap.
Mulai dengan dosis inisial 2,5 mg/kg/hari yang terbagi dalam 2 dosis kemudian naikkan bertahap bila tidak ada efek samping selama 2–4 minggu. Lakukan hingga mencapai respons terapi yang baik (maksimal 5 mg/kg/hari). Periksa DPL, fungsi ginjal, dan profil lipid secara berkala.
Respons terapi dianggap baik bila PASI 75 tercapai pada minggu ke-12 dan tidak ada efek samping bermakna. Jika respons baik, terapi bisa dilanjutkan. Turunkan dosis bertahap 0,5–1 mg/kg/hari tiap 2 minggu sampai dosis minimal yang masih efektif. Pengobatan maksimal dilakukan 1 tahun sejak pemberian awal. Evaluasi DPL, enzim hati, dan fungsi ginjal tiap 4 minggu. Selain itu, evaluasi juga profil lipid tiap 12 minggu.
Bila respons buruk, pertimbangkan pergantian terapi ke methotrexate atau fototerapi. Bila ada riwayat gagal atau ada kontraindikasi terhadap kedua terapi tersebut, berikan agen biologis.[37]
Agen Biologis
Agen biologis mulai dianjurkan sebagai terapi psoriasis derajat sedang hingga berat karena terapi sistemik konvensional menimbulkan banyak efek samping yang membuat pasien putus berobat. Menurut studi, agen biologis seperti secukinumab, adalimumab, dan infliximab memiliki profil keamanan yang lebih baik daripada terapi sistemik yang konvensional seperti methotrexate dan cyclosporine.
Agen biologis diberikan secara injeksi. Apabila hendak memulai pengobatan dengan agen biologis, pastikan untuk melakukan skrining tuberkulosis, HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi aktif lainnya. Pasien yang tidak memiliki riwayat imunisasi hepatitis B sebaiknya diimunisasi terlebih dahulu. Pada pasien psoriasis dengan tuberkulosis laten, sebaiknya berikan waktu 2 bulan sebelum memulai terapi biologis. Perbaikan luaran klinis kulit biasanya tampak dalam waktu beberapa minggu setelah terapi.[2,33]
Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah