Prognosis Psoriasis
Prognosis psoriasis tergantung pada jenis psoriasis yang diderita dan respons terhadap terapi. Pada dasarnya, psoriasis merupakan penyakit seumur hidup dengan remisi dan eksaserbasi yang terkadang refrakter, sehingga manajemen penyakit secara berkala sangat diperlukan.[1,2]
Komplikasi
Komplikasi pada kasus psoriasis biasanya merupakan efek samping dari pengobatan psoriasis itu sendiri. Namun, komplikasi lain yang mungkin muncul adalah arthritis psoriatik yang sering terjadi pada penderita psoriasis plak.[1,2]
Selain itu, pasien psoriasis dapat mengalami kecemasan, depresi, atau stres yang bisa memperparah gejala dan meningkatkan kecenderungan rasa gatal. Infeksi sekunder juga dapat menjadi komplikasi lesi psoriasis, sehingga perawatan pada kulit dengan agen topikal harus diperhatikan.[1,2]
Psoriasis berkaitan dengan peningkatan risiko psoriasis arthritis, penyakit kardiovaskular, obesitas, resistensi insulin, gangguan kesehatan mental, keganasan, penyakit radang usus, gangguan sistem imun, dan penyakit hati serta ginjal. Deteksi dini komorbid sangat membantu terapi lebih awal dan bisa menghindari komplikasi yang lebih berat.[34]
Prognosis
Prognosis psoriasis bervariasi tergantung jenis psoriasis, respons terhadap terapi, dan keberadaan komorbiditas. Psoriasis merupakan penyakit kronis yang belum memiliki obat pasti. Psoriasis memengaruhi kualitas hidup seseorang dikarenakan tampilan klinis lesinya, biaya pengobatan yang tinggi, dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.[1,2]
Adanya rasa gatal dan nyeri serta lesi kulit yang tidak enak dilihat dapat memengaruhi prognosis pasien secara sosial, bahkan menimbulkan gangguan psikologis. Psoriasis pustular dan psoriasis eritroderma dapat mengancam jiwa, sedangkan arthritis psoriatik memiliki prognosis fungsional yang buruk. Pasien psoriasis arthritis berisiko mengalami deformasi sendi yang parah.[1,2]
Remisi dialami oleh 10–60% pasien. Selama perjalanan penyakit, psoriasis sering kali berkaitan dengan depresi, risiko bunuh diri, alkoholisme, kebiasaan merokok, risiko penyalahgunaan zat, sindrom metabolik, dan berbagai kanker kulit.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah