Etiologi Psoriasis
Etiologi psoriasis belum diketahui dengan pasti tetapi diperkirakan melibatkan faktor multipel yang menyebabkan hiperproliferasi keratinosit pada epidermis dan peningkatan laju pergantian sel epidermis. Penyebab hilangnya kendali pergantian keratinosit diduga berhubungan dengan faktor lingkungan, faktor genetik, dan faktor imunologi.[1]
Tidak semua orang yang memiliki risiko psoriasis akan memiliki manifestasi. Faktor pencetus yang diduga terlibat adalah infeksi (seperti infeksi Streptococcus), cedera kulit (seperti luka bakar), stres, rokok, konsumsi alkohol berlebihan, defisiensi vitamin D, dan beberapa jenis obat tertentu seperti obat antimalaria dan lithium.[2]
Faktor Risiko
Faktor risiko psoriasis dibedakan menjadi faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Eliminasi faktor risiko penting dilakukan untuk mengendalikan penyakit.[14]
Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik dapat meliputi stres mekanis, polusi, paparan sinar matahari, obat tertentu, vaksinasi, infeksi, dan gaya hidup yang kurang sehat.
Stres Mekanis:
Pada pasien psoriasis, lesi lebih sering ditemukan pada area yang sering terpapar gesekan, yang disebut juga dengan fenomena Koebner. Radioterapi, paparan sinar UVB, dan iritasi kulit ringan juga dapat memicu munculnya lesi psoriasis baru.[14,15]
Polusi dan Paparan Sinar Matahari:
Peningkatan polusi udara berdampak besar pada kulit manusia. Beberapa jenis polutan seperti polisiklik hidrokarbon, komponen organik, oksida, ozone, logam berat, dan sinar UV dapat merusak kulit dengan menginduksi stres oksidatif. Cadmium merupakan salah satu polutan udara yang berhubungan dengan patogenesis psoriasis.[14]
Obat-Obat Tertentu:
Beberapa obat yang berbeda dapat menginduksi lesi psoriasis. Mekanisme molekuler psoriasis yang diinduksi obat masih diteliti.[14]
Vaksinasi:
Vaksinasi mungkin dapat memicu eksaserbasi psoriasis.[14]
Infeksi:
Ada hubungan antara psoriasis dengan infeksi Streptococcus. Tipe yang sering terjadi adalah psoriasis gutata. Walaupun gejalanya bersifat self-limited, rekurensi psoriasis dapat disertai rekurensi infeksi Streptococcus.[14]
Gaya Hidup:
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol berhubungan dengan psoriasis. Rokok berhubungan dengan munculnya lesi psoriasis pustular. Risiko antara perokok yang sudah berhenti merokok (ex-smokers) dan perokok yang masih aktif dilaporkan hampir sama tinggi.[14,16]
Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik dapat meliputi obesitas, diabetes mellitus, dislipidemia, hipertensi, serta stres psikologis.
Obesitas:
Sindrom metabolik sering didapatkan pada pasien psoriasis. Obesitas berhubungan kuat dengan onset dan eksaserbasi psoriasis. Individu dengan indeks massa tubuh (IMT) overweight dan obesitas memiliki risiko terkena psoriasis hampir dua kali lebih tinggi daripada individu dengan IMT normal. Obesitas berhubungan dengan psoriasis derajat berat.[14,17,18]
Diabetes Mellitus:
Studi belum dapat memastikan apakah psoriasis merupakan faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 atau diabetes mellitus tipe 2 merupakan faktor risiko psoriasis. Namun, obesitas merupakan faktor risiko psoriasis dan obesitas berhubungan dengan risiko diabetes mellitus tipe 2.[14,17,18]
Dislipidemia:
Berlebihnya jaringan adiposa pada obesitas dapat berkontribusi terhadap dislipidemia. Pasien psoriasis memiliki prevalensi dislipidemia yang lebih tinggi daripada individu yang tidak mengalami psoriasis.[14,17,18]
Hipertensi:
Pasien psoriasis menunjukkan prevalensi dan insidensi hipertensi yang lebih tinggi daripada individu tanpa psoriasis. Pasien psoriasis juga memiliki derajat hipertensi yang lebih berat. Namun, mekanisme yang mendasari hubungan ini belum diketahui.[14]
Stres Psikologis:
Stres psikologis dapat memicu eksaserbasi psoriasis. Walaupun mekanismenya belum dipahami, beberapa penelitian menyebutkan bahwa pasien mengalami eksaserbasi psoriasis setelah merasa stres atau menghadapi peristiwa traumatis.[14,19]
Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah