Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gigantisme dan Akromegali general_alomedika 2024-05-15T14:15:02+07:00 2024-05-15T14:15:02+07:00
Gigantisme dan Akromegali
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gigantisme dan Akromegali

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Gigantisme dan akromegali adalah kondisi yang disebabkan oleh sekresi berlebih dari hormon pertumbuhan (growth hormone / GH), dan/atau insulin-like growth factor-1 (IGF-1) sebagai mediator. Gigantisme terjadi pada masa anak-anak, sebelum penutupan lempeng pertumbuhan epifisis, sehingga terjadi pertumbuhan linear yang tinggi dan abnormal. Sedangkan akromegali terjadi ketika dewasa, di mana lempeng pertumbuhan telah menutup, sehingga ditandai dengan ekstremitas yang besar dan wajah yang karakteristik.[1-3]

Sekitar 95% etiologi kasus gigantisme dan akromegali disebabkan GH secreting adenoma pada kelenjar pituitari atau hipofisis. Selain itu, terdapat juga faktor genetik yang berpengaruh, seperti  multiple endocrine neoplasia tipe 1 dan 4, sindrom McCune Albright, kompleks Carney, adenoma pituitari terisolasi familial, adenoma pituitari yang berhubungan defek gen dehidrogenase suksinat familial, dan akrogigantisme terangkai X.[1,3]

Gigantisme dan Akromegali-min (1)

Penelitian tahun 2017 mengenai epidemiologi akromegali menemukan bahwa prevalensi total dari beberapa penelitian sebelumnya adalah 2,8‒13,7 kasus per 100.000 orang. Tingkat kejadian tahunan berkisar 0,2‒1,1 kasus per 100.000 orang.[4]

Manifestasi klinis akromegali meliputi perubahan wajah, pertumbuhan bagian akral, prognatisme, hiperhidrosis, nyeri kepala, parestesia, disfungsi seksual, hipertensi, goiter, nyeri sendi, hiperglikemia, penyakit tulang dan sendi, kardiomiopati, gagal jantung, sleep apnea, dan gagal napas. Sedangkan manifestasi klinis gigantisme mencakup perawakan tinggi, obesitas, makrosefali, pertumbuhan berlebihan pada tangan dan kaki, fitur wajah yang kasar, frontal bossing, prognatisme/makrognatia, hiperhidrosis, osteoarthritis, neuropati perifer, dan penyakit kardiovaskular.[2,6]

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium IGF-1, oral glucose tolerance test (OGTT), tes growth hormone, dan magnetic resonance imaging (MRI) otak atau pituitari.  Saat ini, penatalaksanaan yang tersedia adalah bedah, farmakoterapi, dan radioterapi. Tujuan terapi akromegali adalah mengontrol pertumbuhan tumor, menormalkan kadar IGF-1 dan GH, mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, mengontrol komorbiditas, dan mencegah kematian dini.[3,6]

Referensi

1. Shmouni FH., Trivellin G., and Stratakis CA. Genetics of gigantism and acromegaly, Growth Horm. IGF Res., vol. 30–31, pp. 37–41, 2016, doi: 10.1016/j.ghir.2016.08.002.
2. R. A. Schwartz, Gigantism and Acromegaly, Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/925446-overview.
3. Bello MO, Garla VV. Gigantism And Acromegaly. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538261/
4. Lavrentaki A, Paluzzi A, Wass JA, Karavitaki N. Epidemiology of acromegaly: review of population studies. Pituitary. 2017;20(1):4-9. doi:10.1007/s11102-016-0754-x
6. Cordido F., García Arnés J.A., Aspiroz M.M., and Vela E.T, Practical guidelines for diagnosis and treatment of acromegaly, Endocrinol. y Nutr. English Ed., vol. 60, no. 8, pp. 457.e1-457.e15, 2013, doi: 10.1016/j.endoen.2013.10.012.

Patofisiologi Gigantisme dan Akr...

Artikel Terkait

  • Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
    Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
Dibalas 30 Maret 2022, 10:34
Manajemen Kehamilan pada Pasien Akromegali - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter,Tahukah dok? Manajemen kehamilan pada pasien akromegali membutuhkan perhatian khusus karena akromegali dan pengobatannya dapat memengaruhi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.